Find Us On Social Media :

Renggut Nyawa Suami Nani Wijaya di Usia 82 Tahun, Ajip Rosidi Alami Pendarahan Otak hingga Sempat Dioperasi, Simak Gejala dan Penyebabnya Ini!

By Devi Agustiana, Jumat, 31 Juli 2020 | 16:10 WIB

Sastrawan sekaligus suami Nani Wijaya meninggal dunia akibat alami pendarahan otak.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Kabar duka kembali membendung Tanah Air.

Aktris Cahya Kamila menuliskan ucapan dukanya setelah sastrawan dan budayaan Ajip Rosidi meninggal dunia.

Ajip Rosidi menghembuskan nafas terakhirnya di usia 82 tahun, Rabu (29/7/2020) pukul 22.30 WIB.

Baca Juga: Dijagal Banyak Orang, Sapi Jumbo Ayu Ting Ting Ngamuk saat Akan Disembelih Hingga Tumbang Tak Berdaya

Suami dari Nani Wijaya ini sempat menjalani operasi di RSUD Tidar Kota Magelang, akibat terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

"Betul, saya sedang mengurus segala sesuatu ini," kata salah seorang anak Ajip Rosidi, Nundang Rundagi dikutip Grid.ID dari Wartakota Live.

Nundang menambahkan, ayahnya menjalani operasi karena perdarahan di otak.

Saat ini, kata Nundang, dirinya tengah sibuk mengurus jenazah ayahnya.

Baca Juga: Bak Tak Ridho Namanya Digabungkan dengan Ayu Ting Ting Jadi 'Nagi Ting' oleh Raffi Ahmad, Nagita Slavina Sewot hingga Pukul sang Suami yang Tak Bisa Menahan Air Mata Saat Tertawa: Kenapa Ketawa-ketawa Mulu?

Ajib Rosidi, sastrawan yang berasal dari Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menaruh minat besar terhadap perkembangan bahasa dan sastra Sunda.

Dirinya meraih gelar doktor kehormatan, honoris causa, bidang ilmu budaya dari Universitas Padjadjaran pada sembilan tahun silam.

Dilasir Grid.ID dari Kompas.com, perdarahan otak sebenarnya adalah stroke hemoragik yang terjadi bila pembuluh arteri otak bocor atau pecah.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Pernikahan yang ke-44, SBY dan Keluarga Kunjungi Makam Ani Yudhoyono, AHY Ungkap Kerinduan Sang Mantan Presiden: Sempat Nostalgia Kenangan Indah Bersama Memo

Bila ada arteri yang bocor, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan, serta matinya jaringan saraf.

Kondisi ini disebut perdarahan intraserebral.

Jenis stroke hemoragik yang cukup sering adalah perdarahan subaraknoid.

Stroke ini terjadi ketika ada perdarahan di dalam rongga di antara permukaan otak dan tulang tengkorak.

Perdarahan subaraknoid yang terjadi secara spontan itu paling sering terjadi akibat pecahnya sebuah aneurisma (membesarnya sebagian pembuluh darah arteri sampai seperti balon).

Baca Juga: Seolah Tak Rela Melepas Pergi Sapinya, Ria Ricis Beri Pelukan Mesra Terakhir Kali Sebelum Penyembelihan: Saya Benci Perpisahan

Menurut dr Andreas Harry, spesialis saraf, selain aneurisma, perdarahan di otak juga bisa disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut arterio venous malformation (AVM).

"Kedua kelainan ini bisa dideteksi dengan CT-scan, MRI, atau pemeriksaan angiography (MRA)," katanya kepada Kompas.com, Jumat (24/10/2014).

Aneurisma atau AVM, imbuh Andreas, biasanya tidak menimbulkan gejala yang khas.

"Paling hanya pusing-pusing saja atau sakit kepala," katanya.

Baca Juga: 4 Tahun Rawat Istri yang Sakit Kanker Otak, Suami di Aceh Rela Resign dari Pekerjaan Demi Rawat Pujaan Hati dan Ketiga Anak Balitanya: Saya Akan Terus Mencari Jalan Agar Istri Saya Sembuh...

Biasanya sekitar separuh dari kasus penyakit ini berakhir dengan kematian dan, kalaupun ada yang berhasil melewatinya, biasanya mengalami cacat permanen.

Penyebab Pendarahan Otak

Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya pendarahan otak:

1. Cedera kepala

Diwartakan Surya.co.id, cedera kepala yang diakibatkan olahraga, maupun kecelakaan menjadi salah satu penyebab perdarahan otak yang sering terjadi.

2. Kelainan pembuluh darah

Kondisi yang bisa terjadi pada saat lahir ini dapat membuat dinding pembuluh darah di sekitar dan bagian dalam otak menjadi lemah.

Kelainan ini disebut malformasi arteri vena.

Penderita gangguan ini tidak selalu mengeluhkan adanya gejala, namun seketika pembuluh darah dapat pecah dan menimbulkan kondisi yang berbahaya.

3. Gangguan pembekuan darah

Menurunnya trombosit juga dapat menyebabkan perdarahan otak.

Anemia sel sabit (kondisi di mana sel darah merah berbentuk abnormal), hemofilia (tubuh kekurangan protein untuk pembekuan darah), hingga mengonsumsi obat pengencer darah dapat berkontribusi dalam hal ini.

Baca Juga: 5 Seleb Bollywood yang Diam-diam Sudah Naik Haji, Satu di Antaranya Aamir Khan!

4. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit kronis (jangka panjang) yang dapat melemahkan dinding pembuluh darah, tak terkecuali pembuluh darah otak.

Jika tekanan darah tidak terkendali, lama kelamaan penyakit ini berpotensi menimbulkan stroke perdarahan (stroke hemoragik).

5. Pembengkakan pembuluh darah (aneurisma)

Aneurisma menyebabkan melemahnya pembuluh darah, yang kemudian dapat pecah dan menimbulkan perdarahan di dalam otak.

Aneurisma bisa berakibat pada penyakit stroke.

6. Angiopati amiloid

Angiopati amiloid adalah kondisi di mana terjadi kelainan dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh faktor usia atau hipertensi.

Kondisi ini dapat menimbulkan banyak perdarahan kecil yang mengarah pada perdarahan yang lebih besar.

Gejala Pendarahan Otak

· Sakit kepala parah secara tiba-tiba

· Muntah

· Kebingungan (delirium)

· Pingsan

· Gangguan penglihatan

· Kejang secara tiba-tiba

· Gangguan koordinasi dan keseimbangan

· Kesulitan menelan.

(*)