Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kabar duka kembali membendung Tanah Air.
Aktris Cahya Kamila menuliskan ucapan dukanya setelah sastrawan dan budayaan Ajip Rosidi meninggal dunia.
Ajip Rosidi menghembuskan nafas terakhirnya di usia 82 tahun, Rabu (29/7/2020) pukul 22.30 WIB.
Suami dari Nani Wijaya ini sempat menjalani operasi di RSUD Tidar Kota Magelang, akibat terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
"Betul, saya sedang mengurus segala sesuatu ini," kata salah seorang anak Ajip Rosidi, Nundang Rundagi dikutip Grid.ID dari Wartakota Live.
Nundang menambahkan, ayahnya menjalani operasi karena perdarahan di otak.
Saat ini, kata Nundang, dirinya tengah sibuk mengurus jenazah ayahnya.
Ajib Rosidi, sastrawan yang berasal dari Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menaruh minat besar terhadap perkembangan bahasa dan sastra Sunda.
Dirinya meraih gelar doktor kehormatan, honoris causa, bidang ilmu budaya dari Universitas Padjadjaran pada sembilan tahun silam.
Dilasir Grid.ID dari Kompas.com, perdarahan otak sebenarnya adalah stroke hemoragik yang terjadi bila pembuluh arteri otak bocor atau pecah.
Bila ada arteri yang bocor, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan, serta matinya jaringan saraf.
Kondisi ini disebut perdarahan intraserebral.
Jenis stroke hemoragik yang cukup sering adalah perdarahan subaraknoid.
Stroke ini terjadi ketika ada perdarahan di dalam rongga di antara permukaan otak dan tulang tengkorak.
Perdarahan subaraknoid yang terjadi secara spontan itu paling sering terjadi akibat pecahnya sebuah aneurisma (membesarnya sebagian pembuluh darah arteri sampai seperti balon).
Menurut dr Andreas Harry, spesialis saraf, selain aneurisma, perdarahan di otak juga bisa disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut arterio venous malformation (AVM).
"Kedua kelainan ini bisa dideteksi dengan CT-scan, MRI, atau pemeriksaan angiography (MRA)," katanya kepada Kompas.com, Jumat (24/10/2014).
Aneurisma atau AVM, imbuh Andreas, biasanya tidak menimbulkan gejala yang khas.
"Paling hanya pusing-pusing saja atau sakit kepala," katanya.
Biasanya sekitar separuh dari kasus penyakit ini berakhir dengan kematian dan, kalaupun ada yang berhasil melewatinya, biasanya mengalami cacat permanen.
Penyebab Pendarahan Otak
Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya pendarahan otak:
1. Cedera kepala
Diwartakan Surya.co.id, cedera kepala yang diakibatkan olahraga, maupun kecelakaan menjadi salah satu penyebab perdarahan otak yang sering terjadi.
2. Kelainan pembuluh darah
Kondisi yang bisa terjadi pada saat lahir ini dapat membuat dinding pembuluh darah di sekitar dan bagian dalam otak menjadi lemah.
Kelainan ini disebut malformasi arteri vena.
Penderita gangguan ini tidak selalu mengeluhkan adanya gejala, namun seketika pembuluh darah dapat pecah dan menimbulkan kondisi yang berbahaya.
3. Gangguan pembekuan darah
Menurunnya trombosit juga dapat menyebabkan perdarahan otak.
Anemia sel sabit (kondisi di mana sel darah merah berbentuk abnormal), hemofilia (tubuh kekurangan protein untuk pembekuan darah), hingga mengonsumsi obat pengencer darah dapat berkontribusi dalam hal ini.
Baca Juga: 5 Seleb Bollywood yang Diam-diam Sudah Naik Haji, Satu di Antaranya Aamir Khan!
4. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit kronis (jangka panjang) yang dapat melemahkan dinding pembuluh darah, tak terkecuali pembuluh darah otak.
Jika tekanan darah tidak terkendali, lama kelamaan penyakit ini berpotensi menimbulkan stroke perdarahan (stroke hemoragik).
5. Pembengkakan pembuluh darah (aneurisma)
Aneurisma menyebabkan melemahnya pembuluh darah, yang kemudian dapat pecah dan menimbulkan perdarahan di dalam otak.
Aneurisma bisa berakibat pada penyakit stroke.
6. Angiopati amiloid
Angiopati amiloid adalah kondisi di mana terjadi kelainan dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh faktor usia atau hipertensi.
Kondisi ini dapat menimbulkan banyak perdarahan kecil yang mengarah pada perdarahan yang lebih besar.
Gejala Pendarahan Otak
· Sakit kepala parah secara tiba-tiba
· Muntah
· Kebingungan (delirium)
· Pingsan
· Gangguan penglihatan
· Kejang secara tiba-tiba
· Gangguan koordinasi dan keseimbangan
· Kesulitan menelan.
(*)