Find Us On Social Media :

Waspada! Heboh Kelainan Seksual Fetish Kain Jarik yang Gegerkan Jagat Maya, Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan Pengidapnya

By Devi Agustiana, Jumat, 31 Juli 2020 | 16:40 WIB

Viral unggahan predator “Fetish Kain Jarik” yang gegerkan jagat maya.

Namun, ketika Fetish sudah parah, si penderita hampir tidak pernah ingin melakukan tindakan seksual.

"Pasti aneh lama-lama, selama ini (Fetish) tidak menyakiti diri kamu. Selama tidak membahayakan nyawa, tidak melukai kamu ya gak masalah," terang Zoya lagi.

Zoya menerangkan jika kebanyakan kasus Fetish tidak menyakiti pasangan.

Baca Juga: Seolah Tak Rela Melepas Pergi Sapinya, Ria Ricis Beri Pelukan Mesra Terakhir Kali Sebelum Penyembelihan: Saya Benci Perpisahan

Bukan Penyakit

Umumnya, fetish dengan benda apapun tidak menjadi masalah selama tidak merugikan orang lain

“Kalau dalam istilah kesehatan mental ya, fetish tidak menimbulkan penderitaan dan tidak menimbulkan gangguan fungsi,” kata dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ seperti diwartakan Kompas.com, Jumat (31/7/2020).

Namun Andreas mengatakan bahwa fetish bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan.

“Fetish bukan penyakit yang bisa disembuhkan. Itu kan ketertarikan kita, (misalnya) oh saya suka yang lebih muda atau yang lebih tua, saya suka yang pakai seragam ini. Itu kan bukan suatu penyakit,” ujarnya.

Baca Juga: 4 Tahun Rawat Istri yang Sakit Kanker Otak, Suami di Aceh Rela Resign dari Pekerjaan Demi Rawat Pujaan Hati dan Ketiga Anak Balitanya: Saya Akan Terus Mencari Jalan Agar Istri Saya Sembuh...

Untuk kasus fetish kain jarik yang dilakukan Gilang, Andreas mengatakan bisa menyebabkan kerugian bagi korban karena ada pemaksaan dan tidak adanya persetujuan.

Suatu kondisi disebut gangguan kalau sudah menimbulkan penderitaan dan gangguan fungsi.

“Dalam hal ini dia jelas sudah menimbulkan penderitaan, baik bagi dirinya, maupun orang lain. Yang kedua, dia membuat jadi gangguan fungsi, apa gangguannya? Ya itu sudah mengganggu relasinya dengan sesama manusia,” kata Andreas.

Baca Juga: Diduga Depresi saat Diisolasi, Pasien Covid-19 yang Baru Sehari Dirawat Dikabarkan Meninggal Dunia Setelah Terjun dari Lantai 6 RSU Haji Surabaya

Pada kondisi tersebut, Andreas menyarankan untuk mencari pertolongan psikiater atau psikolog agar bisa mengontrol gairahnya.

“Supaya dia berfungsi kembali untuk berelasi dengan orang secara aman dan nyaman,” ujar psikiater dari RS Eka Hospital Bekasi ini.

Terakhir, bagaimana menyikapi fetish yang memang dimiliki oleh pasangan kita?

Menurut Andreas, sebaiknya hal ini dikomunikasikan.

“Komunikasikan tentang ini apa yang dimau oleh satu pihak dan pihak yang lain menerima atau menyetujui sampai sejauh mana,” tutup Andreas.

(*)