Dia merupakan jebolan Fakultas Psikologi dan Ekonomi UI serta Teknik Kimia ITB. Pergaulannya luas.
Gus Im dekat dengan berbagai kalangan, mulai dari para petinggi militer, aktivis LSM, hingga mahasiswa. Tak hanya berdiam di istana, dia juga turun ke Pasar Jatinegara.
Musik, ekonomi dan filsafat
Minatnya juga luas, mulai dari musik Metallica, Guns 'N' Roses, Beethoven, Johan Sebastian Bach, maupun Amadeus Mozart.
Gus Im sanggup berdebat soal pemikiran ekonomi, sosial-politik, sastra, filsafat, hingga mistik Islam.
Dia dianggap berbakat dan punya modal besar untuk meniti karier politik, tetapi dia sendiri mengaku sangat mengagumi E.E. Cummings, dan sangat ingin menjadi penyair.
Idolanya adalah Charlie Chaplin. Gus Im kagum akan cara Chaplin memosisikan diri pada masyarakat.
Chaplin selalu memosisikan diri secara marginal dan berpihak pada yang tidak diuntungkan.
Menurut Gus Im Chaplin juga memiliki pandangan yang kritis terhadap realitas kehidupan.
"Charlie Chaplin sebagai social pariah, orang paria yang dibuang-buang, lebih banyak pahlawan mbambung begitu ya. Dulu, waktu SMA, saya melihatnya begitu. Setelah mahasiswa, saya lihat kritik sosialnya. Kelas yang dirugikan lawan kelas yang diuntungkan," kata Gus Im.