Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Tak hanya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha juga dikenal sebagai salah satu hari besar untuk umat muslim.
Meskipun perayaan Hari Raya Idul Adha pada umumnya tak semeriah Idul Fitri, tradisi di Hari Raya Idul Adha tak kalah sakral.
Jika pada Hari Raya Idul Fitri identik dengan tradisi mudik, maka Idul Adha juga memiliki ciri khas dengan penyembelihan hewan kurban.
Namun, tahukah kamu apabila di Kabupaten Agam, Sumatra Barat memiliki tradisi unik untuk menyambut hari Raya Kurban?
Melansir informasi dari Kompas.com pada Minggu (2/8/2020), untuk memperingati hari raya Idul Adha, rupanya masyarakat di Silayang Jorong IV Parik Parik Panjang, Nagari Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam memiliki tradisi yang unik.
Ya, sebelum dilakukan penyembelihan hewan kurban, Masyarakat di sana akan mendandani dan mengarak hewan kurban mereka untuk mengelilingi kampung.
Menurut tetua Kampung Silang Darmansyah, arak-arakan hewan kurban ini akan akan didampingi dengan sejumlah Jamba.
Jamba yakni piring besar yang diisi dengan sejumlah makanan dan hal-hal lain yang diperlukan.
Jamba ini, biasanya berupa nasi kuning, lepat inti, sisir, kain, wewangian serta bedak yang dilengkapi dengan cermin.
"Sampai di lokasi penyembelihan, hewan kurban seperti sapi dan kambing diberi makan, didandani dan dipasangkan kain putih sebagai pakaian, " ucap Darmansyah.
Menurut Darmansyah, hewan kurban yang diperlakukan dengan istimewa ini menujukan simbol kasih sayang yang diajarkan Nabi Ibrahim terhadap anaknya Nabi Ismail.
“Karena Nabi Ismail anak satu- satunya, tentu kasih sayang ibu dan bapak tercurah kepadanya. Untuk itulah diberi kasih sayang, dengan cara diberi pakaian, diberi bedak dan disisir, " ucap Darmansyah.
Sementara itu, Ninik Mamak Silayang Anto Dt. Basa mengatakan tradisi tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam dan masih dipertahankan hingga kini.
Menurutnya, tradisi mendandani hewan kurban ini bermaksud untuk menunjukkan kesabaran, keikhlasan dan pengorbanan peserta agar hewan yang dikurbankan menjadi bersih.
“Tradisi ini tetap dipertahankan, untuk mengingat kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan nabi,” tuturnya.
“Hal demikian sebagai bentuk syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan rezeki sepanjang tahun,” jelasnya lagi.
Dalam tradisi pemotongan hewan kurban ini biasanya dilanjutkan dengan prosesi makan bersama.
“Makan bersama menyiratkan bentuk kebersamaan yang terjalin di antara masyarakat,” pungkasnya.
Lebih lanjut melansir dari Serambinews, tradisi unik di hari raya Idul Adha juga terjadi di Bangladesh.
Kesemarakan mudik di Bangladesh tak ubahnya dengan Indonesia.
Bedanya, mudik atau pulang kampung di Bangladesh bukan menjelang Idul Fitri, melainkan pada hari Raya Idul Adha.
Sementara di India perayaan Idul Adha sama besar dan semaraknya dengan Idul Fitri.
Kesemarakan itu paling terasa di bagian Kota Srinagar, ibu kota Kashmir dan Jammu.
Beberapa hari menjelang Idul Adha, masyarakat biasanya menyesaki toko pakaian, makanan, kue, dan berbagai hadiah untuk keluarga dan teman.
Tiga hari sebelum Idul Adha biasanya diadakan festival yang sangat ramai.
Dimana dalam festival ini semua orang akan merayakan dengan banyaknya pedagang makanan manis, roti khas dan daging.
Selain itu, Festival Idul Adha juga menjadi daya tarik tersendiri bagi turis asing.
(*)