Semenatra itu, diwartakan Kompas.com (3/8/2020), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Achmad Yurianto menyebut klaim tersebut merupakan pembodohan.
"Tidak usah ngeyel, saya enggak akan menanggapi hal-hal tidak jelas seperti itu, ini sudah pembodohan namanya," kata Yuri.
Baca Juga: Setelah Ericko Lim, Kini Giliran Listy Chan Meminta Maaf atas Kasus Perselingkuhannya
Menurut Yuri, klaim dalam video tersebut tidak pernah menjelaskan bagaimana obat herbal yang diklaim ampuh untuk Covid-19.
Selain itu, kata Yuri, tidak ada pernyataan yang menyebutkan dari mana obat herbal itu didapatkan.
"Apa dia pernah mengatakan herbalnya ada di mana? Kan enggak pernah. Coba cermati baik-baik videonya, apa dia ngomong nyarinya di mana herbalnya, kan enggak juga," ujar Yuri.
Tak hanya meragukan obat herbal tersebut, Yuri juga mempertanyakan sosok Hadi Pranoto.
"Sekarang dia ada di mana dan profesor dari mana? Coba cari jurnalnya di Google, ada enggak nama dia," kata Yuri.
Yuri mengatakan, belum ada bukti ilmiah obat herbal yang bisa menyembuhkan Covid-19.
Oleh karena itu, Yuri beranggapan bahwa klaim tersebut saat ini hanya menimbulkan keresahan di masyarakat.
Ia juga menduga, klaim itu semata-mata hanya karena ingin meraih kepopuleran.