Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya.
Segala kemampuan dikerahkan untuk tetap menjaga sang bayi sehat dan terpenuhi nutrisinya.
Namun, bukannya membuat sehat, bayi yang terlalu banyak meneguk ASI justru bisa berakibat fatal.
Baca Juga: Hanya Sejam Ketiduran Usai Beri ASI, Bayi Wanita Ini Tiba-tiba Sdah Hilang dari Bangsal Rumah Sakit
Hal ini merupakan satu masalah yang umum terjadi pada saat ibu sedang menyusui.
Ketika produksi ASI yang berlebih sehingga membuat kebocoran meskipun tidak dihisap oleh bayi.
Produksi ASI meningkat pada saat pagi dan menggangu aktivitas ibu, terlebih bagi yang memiliki kesibukan di luar rumah.
Baca Juga: Setelah Melahirkan, Cut Meyriska Sempat Kesulitan Beri ASI untuk Bayinya
Mungkin kamu masih bertanya-tanya, normalkah apabila produksi ASI berlebih hingga dapat keluar tiba-tiba, lantas bagaimana mengatasinya?
Sebelum kamu menyatakan bahwa sedang mengalami masalah dengan produksi ASI yang berlebih, sebaiknya mengenal beberapa masalah yang berhubungan dengan produksi ASI.
Diwartakan Nakita.id, pertama adalah ASI yang terlalu sedikit sehingga bermasalah dengan kecukupan susu pada bayi.
Selanjutnya, seringkali ibu menyusui bermasalah dengan ASI yang terlalu banyak di awal kelahiran bayi.
Akan tetapi tidak perlu khawatir dikarenakan akan dapat menyeimbangkannya setelah beberapa minggu kehadiran bayi.
Terakhir, ASI yang menyembur ini terjadi dikarenakan produksi ASI yang berlebih dan membuat bayi kamu kaget, bahkan menolak untuk mendapatkan ASI.
Dalam kejadian yang terakhir yaitu produksi ASI yang berlebih membuat ibu bingung, bahkan ketika bayi tersedak hingga muntah.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, terdapat beberapa gejala dari hal di atas yang dikenal dengan istilah hiperlaktasi:
Pada ibu:
· Payudara terasa sangat penuh atau keras hampir sepanjang waktu
· Payudara sakit dan ASI menetes
· Ibu mungkin memiliki puting yang sakit
· Ibu mungkin sering mengalami pembengkakan dan saluran yang terhubung, yang dapat menyebabkan mastitis
Pada bayi:
· Bayi kesulitan mempertahankan pelekatan selama menyusu
· Menyemprotkan susu saat bayi lepas dari payudara, terutama pada awal menyusui
· Bayi sering batuk, tersedak, dan berdesis saat menyusu
· Bayi mungkin menekan/menggigit puting susu saat menyusui
· Bayi mungkin melengkung menjauh dari payudara, kadang-kadang rewel atau menangis
· Menyusui bisa terasa seperti pertempuran, karena bayi tidak pernah rileks di payudara
· Bayi mungkin cepat kenyang sehingga menyusu mungkin singkat
· Bayi mungkin kembung dan cegukan akibat banyak gas terperangkap dalam perut
· Bayi mungkin sering mengeluarkan banyak ASI
· Bayi mungkin memiliki tinja berwarna hijau, berair atau berbusa
· Bayi mungkin mengalami kenaikan berat badan dengan cepat karena mengonsumsi susu dalam jumlah besar
· Bayi mungkin mengalami kenaikan berat badan lebih lambat dari rata-rata karena sulit menyusui secara efektif
Baca Juga: Ternyata Segini Jumlah ASI yang Diperlukan Bayi dalam Mili Liter, Sudah Tercukupi?
1. Ibu yang baru menyusui
Dikutip Grid.ID dari Nakita, hiperlaktasi biasa terjadi pada awal menyusui.
Minggu pertama kehadiran bayi dapat memicu produksi ASI tinggi, sehingga membutuhkan cara untuk beradaptasi dengan menyeimbangkan kebutuhan ASI dan umumnya akan hilang dengan sendirinya setelah 4 -6 minggu kelahiran bayi.
2. Kelebihan Kelenjar Produksi ASI
Apabila ibu mengalami hiperlaktasi hingga lebih dari 6 minggu kehadiran bayi, satu penyebabnya berhubungan dengan alveoli yaitu kelenjar produksi ASI yang berlebih.
3. Ketidakseimbangan hormon
Terakhir, hipertalaksi dapat disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon atau masalah tumor pada kelenjar pituitari.
Kelenjar ini biasanya terletak di bagian bawah otak dan juga menghasilkan banyak hormon.
Baca Juga: Memberikan ASI Tebaik untuk Buah Hati, Andien Aisyah: Kedisiplinan Diperlukan Banget!
Mengatasi Hiperlaktasi
Jika ibu mengalami gejala-gejala di atas, bisa berkonsultasi pada konsultan laktasi.
Selain itu, kamu bisa melakukan beberapa cara berikut ini:
1. Menyusui pada satu payudara per sesi menyusui. Tawarkan payudara yang sama selama setidaknya dua jam sampai sesi menyusui berikutnya.
2. Jika payudara lainnya terasa sakit selama menyusui, segera pompa untuk pengosongan setelah selesai menyusui.
3. Ibu juga bisa memompa payudara terlebih dahulu untuk mengurangi pasokan dan memperlambat aliran ASI sebelum menyusui.
4. Ibu juga bisa mencoba mengubah posisi menyusui untuk memperlambat aliran ASI. Cobalah bersandar selama menyusui.
5. Sendawakan bayi setelah menyusui untuk menghilangkan gas dalam perut bayi.
6. Kompres dingin payudara sebelum menyusui untuk mencegah pembengkakan.
7. Hindari minum suplemen laktasi agar produksi ASI tidak makin banyak.
(*)