Grid.ID - Ledakan di Negara Lebanon, Timur Tengah tepatnya di Kota Beirut yang menggemparkan publik terjadi, pada Selasa (4/8/2020).
Bagaimana tidak, ledakan yang menimpa Kota Beirut terjadi tak hanya sekali melainkan duka kali dan disebut telah menelan lebih dari 4000 korban.
Akibat dari ledakan dahsyat tersebut, kepulan asap hitam menjulang tinggi hingga 18 jam lamanya.
Bahkan, saking dahsyatnya ledakan tersebut sampai terdengar negara tetangga Lebanon, yakni Siprus yang berjarak 200 km.
Sementara menurut Survei Geologi AS, ledakan itu setara dengan gempa berkekuatan 3,3 SR dan setara seperlima bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.
Dilansir Grid.ID dari laman 24.com.vn via Intisari, pada Rabu (5/8/2020), Menteri Kesehatan Hammad Hassan mengatakan terdapat 4000 korban luka-luka dan ada 78 korban meninggal dunia.
Tak ayal, negara yang didominasi umat Muslim tersebut menggemparkan masyarakat dunia.
Dugaan sementara, ledakan dahsyat tersebut berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang tesimpan di gedung pelabukan.
Akibat bencana dahsyat tersebut, kondisi perekonomian dan politik di Lebanon mengalami krisis dahsyat.
Bahkan, menurut Lembaga Krisis Internasional (ICG) melaporkan, krisis ekonomi yang terjadi di Lebanon belum pernah terjadi sepanjang sejarah negara tersebut.
"Lebanon membutuhkan bantuan asing yang mendesak agar terhindar dari dampak sosial terburuk, kata ICG seperti dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, pada Kamis (6/8/2020).
Bahkan, Alhurra pada 8 Juni 2020 lalu memberitakan nilai tukar mata uang Lebanon terjun bebas dan hampir setengah dari populasinya berada di bawah garis kemiskinan.
Terlebih kini negara ini baru saja mengalami bencana ledakan amonium nitrat yang memporak-porandakan wilayahnya.
Untuk membantu mengevakuasi korban ledakan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) turun memberikan bantuan.
Dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, personel TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL) diterjunkan untuk membantu mengevakuasi korban yang terjadi di Port of Beirut.
"Anggota kita satgas Hospital Level 2, telah berangkat dari Naquora untuk membantu penanganan akibat ledakan tersebut," ujar Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Jenderal TNI Victor Hasudungan Simatupang saat dikonfirmasi, Rabu (5/8/2020).
Dalam aksi sosialnya, TNI menerjunkan satu unit ambulans dari Hospital Level 1.
Penerjunan satu unit ambulans dari rumah sakit dipimpin oleh Kapten Doni Saputra bersama satu anggotanya, yakni Serka Syehta.
Ambulans tersebut dikendarai oleh sopir dari Ambulance India CSGT, Musthaq Bhat.
"Sekarang (sedang) meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi korban ledakan atas perintah UNIFIL FC," imbuh Victor. (*)