Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Nasi sudah menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan, sering orang bilang bahwa belum dianggap makan kalau belum menyantap nasi, walaupun sudah banyak menelan berbagai jenis hidangan.
Di zaman modern seperti ini, kita sudah menggunakan sebuah alat bernama rice cooker untuk memasak nasi.
Bahkan, alat ini juga digunakan sebagai penghangat, sehingga ketika nasi akan dikonsumsi walaupun sudah beberapa jam dimasak akan tetap nikmat karena kondisinya hangat.
Namun, ada kabar yang beredar bahwa nasi yang didiamkan lama atau semalaman di rice cooker justru akan berubah jadi racun.
Benarkah pendapat demikian?
Padahal nasi putih merupakan sumber kalori yang bagus.
Diwartakan Kompas.com, satu cangkir nasi putih mengandung sekitar 165 kalori.
Sebagian besar kalori dalam nasi berasal dari karbohidrat, dengan kandungan karbohidrat per porsinya sebesar 35 gram.
Karena tinggi akan kandungan karbohidrat dan kalori, maka nasi putih biasanya dijadikan menu makanan utama.
Sebagai jenis makanan pokok, nasi putih bisa memberikan sumber energi yang besar untuk tubuh.
Nasi juga mengandung protein sebesar 3,3 gram.
Tak ketinggalan, nasi putih mengandung banyak mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk tubuh seperti vitamin D, zat besi, serat, kalsium, riboflavin dan tiamin.
Mengenai isu bahwa nasi yang didiamkan semalaman di rice cooker akan berubah jadi racun, seorang pakar gizi turut berpendapat.
Dilansir Grid.ID dari Sajian Sedap, menurut pakar gizi Jansen Ongko, MSc, RD, bahwa tidak ada efek signifikan mengenai jangka waktu pemanasan nasi di dalam rice cooker dengan kesehatan.
"Selama tidak terkontaminasi dan disimpan dengan baik, nasi aman untuk dikonsumi," ucap Jansen lebih lanjut.
Mengenai kadar gula dalam nasi, seorang peneliti dari Wageningen University, Prof. Edith Feskens, mengatakan bahwa nasi yang lengket atau dimasak lama, memang memiliki indeks glikemik (IG) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nasi yang kering.
Sementara itu, Jansen mengatakan bahwa indeks glikemik hanya berbahaya bagi pasien diabetes.
"Tidak bisa disamakan sensitivitas insulin olahragawan, orang sehat, dan pasien diabetes. Semua bergantung pada kondisi kesehatan, terutama organ pankreasnya," ucap Jansen.
Lebih lanjut, Jansen mengatakan bahwa dengan demikian nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi oleh orang sehat, bukan pasien diabetes.
Meski demikian, menurut, Dr. Em Yunir, pakar diabetology RSCM mengatakan bahwa walau tidak dapat dipercaya, tetapi masyarakat diimbau untuk mengonsumsi nasi sesuai dengan kebutuhannya dan tidak berlebihan.
Jadi, jangan terlalu mudah percaya dari isu yang beredar kalau belum ada bukti ilmiahnya, ya.
Tetap konsumsi nasi sesuai porsi dan jangan berlebihan.
(*)