Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Rahim merupakan organ tubuh yang vital bagi perempuan karena berkaitan dengan fungsi reproduksi.
Sistem reproduksi wanita mengatur menstruasi, kesuburan, kehamilan, sampai menopause.
Sistem reproduksi wanita juga memiliki beragam fungsi yang saling berkaitan satu sama lain.
Apabila salah satu organ penyusun sistem reproduksi wanita terganggu, dampaknya bisa mengganggu kinerja bagian lain.
Dilansir Grid.ID dari Cleveland Clinic via Kompas.com, bagian organ reproduksi wanita ovarium berguna untuk menghasilkan sel telur.
Sel telur tersebut lalu diangkut ke tuba falopi, tempat di mana sel telur bisa dibuahi sperma.
Sel telur yang sudah buahi lalu masuk ke rahim.
Begitu berada di rahim, sel telur yang dibuahi dapat berkembang menjadi janin.
Apabila tidak terjadi pembuahan, lapisan rahim akan meluruh sebagai menstruasi atau haid.
Baca Juga: Mengapa Lansia Sering Ngompol? Ini Penyebab dan Solusinya!
Jika terjadi pembuahan di dalam rahim, akan berkembang seorang manusia hasil pembuahan sperma dan sel telur.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa rahim memiliki peranan penting selain untuk mengandung.
Diwartakan Nakita (15/12/2018), sebuah penelitian yang dilakukan di Arizona State University menunjukkan, bahwa organ milik wanita tersebut berpengaruh terhadap memori kerja.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menggunakan tikus sebagai bahan percobaan yang diacak menjadi empat intervensi.
Yaitu kelompok histerektomi, kelompok histerektomi plus ooforektomi, kelompok kontrol operasi, dan kelompok pembedahan palsu.
Setiap kelompok terdiri dari 14 hingga 15 tikus.
Setelah periode pemulihan selama enam minggu, setiap memori kerja hewan pengerat tersebut diuji dalam labirin air dengan delapan bagian yang memancar dari titik pusat.
Di ujung empat bagian ada platform tersembunyi yang bisa dijelajahi oleh tikus.
Tikus-tikus ditempatkan ke pusat labirin dan jika mereka berenang ke platform, mereka ditarik dari labirin.
Setiap tikus kemudian ditempatkan ke labirin lagi sehingga mereka bisa belajar.
Hasilnya, ditemukan bahwa tikus dari kelompok histerektomi bernasib lebih buruk dibandingkan dengan tikus dari kelompok lain.
Hal serupa terjadi pada tikus kelompok histerektomi plus ooforektomi.
Dari sinilah para peneliti berpendapat bahwa jika rahim diangkat, maka ia memiliki dampak merugikan seperti masalah memori kerja (kognisi).
“Terlihat memori kerja sangat sensitif jika terjadi sesuatu pada rahim," ungkap salah satu peneliti.
Penting untuk diketahui, memori kerja merupakan jenis pemrosesan informasi jangka pendek yang terlibat dalam melaksanakan tugas-tugas kompleks seperti belajar, penalaran, dan navigasi.
“Banyak orang yang membicarakan tentang hubungan antara otak dan ovarium. Namun belum jelas apa hubungannya,” ungkap Heather Bimonte-Nelson, penulis senior dari penelitian ini.
“Kini, setelah penelitian ini kita tahu bahwa estrogen dan progesteron memiliki efek yang ditandai pada hal-hal seperti memori.
Sehingga dengan hasil ini, kami mulai berpikir tentang sistem otak rahim-ovarium dan bukan hanya sistem otak indung telur", sambungnya.
Menurut tim Bimonte-Nelson, sekitar sepertiga rahim wanita telah diambil (histerektomi) pada usia 60 tahun, dan sebagian besar operasi ini terjadi sebelum wanita mengalami menopause.
Ada banyak alasan mengapa wanita memutuskan untuk melakukan hal ini.
Namun alasan paling umum adalah fibroid (lesi jinak yang menyakitkan), endometriosis, prolaps uterus, hiperplasia (ketika lapisan uterus tebal abnormal sehingga menyebabkan perdarahan berat), dan penyakit kanker.
Sementara itu, sebagian wanita lainnya memilih tetap mempertahankan rahim mereka.
Namun dengan hasil penelitian ini, di mana rahim punya fungsi di luar kehamilan, maka ketika dokter merekomendasikan histerektomi atau wanita ingin melakukannya, sebaiknya memberitahu fungsi lain rahim ini.
Tujuannya agar wanita dapat meningkatkan kualitas hidup sehingga memikirkan ulang jika ingin melakukan operasi pengangkatan rahim.
Luar biasa bukan fungsi lain dari organ istimewa pada wanita ini?
(*)