Grid.ID - Kabar duka baru saja menimpa salah satu keluarga yang tengah berwisata ke pantai Goa Cemara, Bantul, Yogyakarta.
Pasalnya, sebanyak 7 wisatawan, warga Tempel, Sleman, DIY terseret ombak Pantai Goa Cemara pada Kamis (6/8/2020).
Ketujuh wisatawan tersebut berlibur ke Pantai Goa Cemara bersama saudara total berjumlah 18 orang dalam rangka acara keluarga.
Dari 18 orang anggota keluarga yang berlibur ke Pantai Goa Cemara, ada yang berdomisili di Kecamatan Tempel, Sleman dan Kecamatan Salam, Magelang.
Melansir dari laman Kompas.com, sejumlah 2 korban telah berhasil diketemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Hal tersebut seperti yang diungkap Camat Tempel, Sleman, Wawan Widiantoro, seperti dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, pada Jumat (7/8/2020).
"Mba Uli dan Mas Nur jenazah sudah sampai di rumah duka masing-masing. Atas permintaan kerabatnya di Krakitan Magelang, hari ini langsung dikebumikan," ungkap Wawan.
Sementara itu, lima korban yang belum diketemukan masih satu keluarga, yakni Joko Widodo, istrinya (Ulil Nur Rohmi), dan ketiga anak mereka.
"Iya, korban masih satu keluarga. Anaknya Mas Joko Widodo dan Mba Ulil yang berusia satu tahun, informasinya selamat," ucap Wawan Widiantoro.
Melansir dari laman TribunJogja.com, kronologi kejadian tampak diungkap Wachyu Tri Budi Sulistiyono, Kapolres Bantul AKBP Bantul.
"Rombongan diketahui dari daerah Sleman, sebanyak 18 orang. Ketika kejadian, awalnya para korban sebanyak 5 orang bermain bola di pinggir pantai.
Ternyata ombak sekitar pukul 09.30 naik, dan menyeret langsung ke pantai dan menurut petugas memang di bagian pantai korban terseret ada palung dalam.
Kemudian, setelah kelima korban terseret. Dua orang lagi korban berinisiatif untuk menolong namun nahas terbawa arus pantai yang sangat deras juga," jelas Wachyu, seperti dilansir Grid.ID dari laman TribunJogja, pada Jumat (7/8/2020).
Diperkirakan ombak setinggi 3-4 meter menyeret ketujuh korban dan menggulungnya di palung laut.
Menurut Dwi Rias Pamuji, Komandan Satlinmas SAR DIY Wilayah 4 mengatakan 5 wisatawan yang belum diketemukan diduga terhanyut oleh gelombang arus bawah.
Dugaan tersebut diperkuat lantaran pencarian korban juga menggunakan kamera drone serta penyisiran arus pantai.
"Mereka masuk ke dalam palung. Memang kalau dari permukaan itu tidak terlihat. Begitu arus bawah, itu mereka langsung tergulung," pungkasnya.
Sejumlah 75 orang yang merupakan gabungan TIM Sar, BASARNAS, Pol Air, Kapolda DIY, dan Kapolres Bantul, dan TNI diterjunkan untuk mencari lima korban yang belum ditemukan.
Pasalnya, pencarian lima korban yang berlum selamat masih akan dilakukan hingga tiga hari kedepan.
"Masih terus diupayakan pencarian. Kemungkinan sampai tiga hari ke depan akan terus dilakukan pencarian," ujarnya.
Kejadian nahas tersebut sempat diperingatkan penjaga pantai Goa Cemara, Mbah Jolodong ketika melihat ada orang asyik main bola di bibir pantai dengan ombak yang cukup tinggi.
"Pagi-pagi saya sudah standby di sini. Saya lihat kok ombaknya besar. Saya ingatkan keluarga itu. Pak, tolong jangan main di tepian pantai, ombaknya besar," kata Mbah Jolodong.
Namun, Mbah Jolodong meninggalkan pantai lantaran ada keperluan untuk takziah.
"Saya harus takziah ke warga Sadeng. Ya saya tinggal memang," imbuhnya.
Sekitar satu jam kemudian, mbah Jolodong mendengar kabar dari rekan petugas lain.
"Ada wisatawan terseret ombak," kata dia menirukan suara via telepon.
Mbah Jolodong mengaku kaget saat tahu korban yang terseret ombak pantai adalah rombongan keluarga yang telah diperingati sebelumnya.
"Saya baru sampai di tempat takziah. Langsung dikabari itu. Terus saya tanya, apa itu orang yang bermain bola pagi tadi? Kawan saya jawab, memang mereka orangnya," pungkas si penjaga pantai Goa Cemara. (*)