Find Us On Social Media :

Mengenal Operasi Amandel yang Dilakukan Ria Ricis Setahun Lalu, Ahli Ungkap Efek Jangka Panjang yang Mengerikan, Satu di Antaranya Asma!

By Devi Agustiana, Minggu, 9 Agustus 2020 | 07:30 WIB

Ria Ricis ketika mendapatkan perawatan karena kondisi tubuhnya drop.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Radang amandel (tonsilitis) yang tidak ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang berbahaya.

Setahun yang lalau, YouTuber dan artis Ria Ricis pernah menjalani operasi amandel yang telah dideritanya selama dua tahun.

Seperti diwartakan Grid.ID sebelumnya, wanita yang akrab disapa Ricis ini mengungkapkan, dirinya harus mengonsumsi makanan tertentu usai amandelnya diangkat.

Baca Juga: Selalu Bawel, Ria Ricis Cerita Kegiatan Usai Operasi Amandel sampai Tak Enak Jadi Orang Paling Pendiam

Hal tersebut agar kondisi tenggorokan Ricis secepatnya membaik.

"Harus bubur, lunak, lembut, makan es yang banyak. Jadi pemirsa, kalau mau ke rumah bawa ice cream yang banyak ya biar bisa cepet sembuh," ungkap Ria Ricis saat ditemui Grid.ID di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Kamis (30/5/2019).

Di samping itu, usai menjalani operasi, ia mengaku bahwa dirinya menjadi lebih sering dianjurkan beristirahat.

Baca Juga: 2 Tahun Tunda Operasi Amandel, Ria Ricis Akhirnya Kumpulkan Keberanian: Aku Serak, Pita Suara Bengkak, dan Amandel Merah Banget

Operasi yang dijalaninya ini sekaligus menjadi bonus tersendiri bagi Ricis, di mana belakangan ini dirinya mengaku terlalu memforsir tubuhnya untuk bekerja.

Hal tersebut lantaran saking giatnya untuk terus-menerus bekerja, yang tanpa disadari tubuhnya menjadi kelelahan dan akhirnya mempengaruhi daya tahan tubuhnya.

"Banyak sekali yang bilang harus istirahat, sepertinya memang iya, karena kemarin hampir 24 jam kerja. Karena emang Ricis ngerasa emang aku sehat banget sampai semuanya aku kejar-kejar, jadi nge-drop," jelasnya.

Baca Juga: Usai Jalani Operasi Amandel, Ria Ricis Gelar Pengajian dan Bagi-bagi Bingkisan ke Anak Yatim

Selain itu, wanita kelahiran Batam ini juga mengungkapkan bahwa dirinya harus puasa berbicara, hingga sempat tak bicara sama sekali selama seharian.

Bahkan, Ricis melakukan komunikasi dengan orang terdekat harus melalui pesan singkat elektronik.

Amandel atau tonsil adalah jaringan limfe yang berada di sisi kanan dan kiri kerongkongan.

Organ ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Karena itu, tidak semua kasus radang amandel perlu diangkat.

Baca Juga: Bolak-balik Rumah Sakit hingga Harus Jalani Operasi, Ria Ricis Sakit Apa?

Pada tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri, pemberian antibiotik bisa dilakukan, selain pemberian antinyeri dan penurun demam.

Menurut dr Agus Subagio SpTHT dari RS Puri Indah Jakarta, ada beberapa indikasi yang menjadi pertimbangan dokter untuk melakukan tonsilektomi (pengangkatan tonsil).

Misalnya, sudah terjadi berulang kali, anak mengalami kejang demam, bau mulut, atau menyumbat jalan napas.

Baca Juga: Oki Setiana Dewi Bongkar Sifat Buruk Ria Ricis yang Dianggapnya Tidak Mencerminkan Sikap Profesional

“Mengingat tonsil adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh, tidak semua tonsil yang membesar harus dibuang, kecuali infeksi sudah terjadi berulang kali atau efek buruk tonsil sudah melebihi manfaatnya, misalnya menutupi jalan napas,” ujarnya seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Operasi pengangkatan tonsil secara konvensional dilakukan dengan menggunakan pisau bedah.

Cara lain yang lebih modern dilakukan dengan menggunakan elektrokauter atau mikrodebrider.

Baca Juga: Jarang sekali Memeriksakan Asma dan Diabetes yang Ia Derita, Mandra Beberkan 2 Fobia yang Dimiliki Almarhum Omaswati: Sering Teriak 'Ga Kenapa-kenapa!'

Namun, kedua cara tersebut tetap memiliki risiko perdarahan dan menyisakan nyeri cukup lama.

Teknologi radiofrekuensi merupakan cara pengangkatan tonsil yang cukup banyak dipakai.

Dengan menggunakan gelombang radio dan suhu yang rendah, tingkat pemulihan pasca-operasi menjadi lebih cepat.

Menurut dr Agus, seminggu pasca-operasi pasien sudah bisa makan seperti biasa.

Meskipun demikian, ia menyarankan agar makanan yang bisa menimbulkan iritasi, seperti makanan pedas, asam, terlalu panas atau dingin dihindari dulu.

Baca Juga: Didi Kempot Dikabarkan Alami Code Blue Asma Sebelum Meninggal Dunia, Begini Penjelasan Ahli Medis

Berpotensi menyebabkan asma

Sementara itu, sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) membawa kabar buruk bagi orang-orang yang menjalani operasi tonsilektomi dan adenoidektomi.

Rupanya, pengangkatan tonsil dan adenoid pada anak-anak meningkatkan kemungkinan infeksi saluran pernapasan atas dan asma ketika mereka dewasa.

Hasil ini didapat setelah para peneliti mempelajari data kesehatan nasional Denmark dari 1,2 juta anak-anak kelahiran 1979 sampai 1999 selama 30 tahun.

Baca Juga: Positif Covid-19, Menhub Budi karya Sumadi Diidentifikasi Nomor Identitas 76 dengan Riwayat Tifus dan Asma

Anak-anak ini termasuk 17.500 yang menjalani adenoidektomi, 12.000 yang menjalani tonsilektomi, dan 31.000 yang mengalami keduanya.

Orang-orang yang pernah mengalami operasi tonsilektomi dan adenoidektomi ditemukan memiliki risiko terkena infeksi saluran pernapasan atas setidaknya dua persen lebih tinggi daripada mayoritas orang.

Peningkatan ini bahkan bisa mencapai dua kali lipat.

Baca Juga: Hati-hati! Ibu Hamil Konsumsi Gula Berlebih, Tingkatkan Risiko Asma dan Alergi pada Anak

Perlu kamu ketahui, secara umum orang dewasa memiliki kemungkinan 12 persen untuk mengalami penyakit ini.

Penulis utama studi dan peneliti asal University of Melbourne, Sean G Byars, PhD, mengatakan, hasil kami menunjukkan isu penting, apakah manfaat dari operasi melebihi risiko morbiditas jangka pendek dan jangka panjang?

Asosiasi risiko jangka panjang yang kami temukan memberikan perspektif baru untuk dipertimbangkan.

Baca Juga: Hati-Hati! Lilin Aroma Terapi Dapat Sebabkan Asma Hingga Kanker Paru-Paru, Ini Penjelasan Para Ahli

Akan tetapi, beberapa dokter THT, termasuk Drs. Nikhila Raol dan Steven Goudy dari Emory University School of Medicine yang diwawancarai oleh Healthline, Kamis (14/6/2018), mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam menggunakan statistik sebagai argumen.

Raol berkata bahwa hasil ini hanya menunjukkan kepentingan statistik bukan klinis.

Goudy juga mempertanyakan mengapa tidak ada satu pun dokter medis yang terlibat dalam studi.

Baca Juga: Didiagnosa Derita Asma dan Mag, Risma Walikota Surabaya dapat Perawatan Intensif dari 15 Dokter Spesialis

Lalu, keduanya juga mengkritisi pemilihan data yang digunakan untuk membuat kesimpulan.

Pasalnya, data tidak memasukkan alasan di balik operasi tersebut.

“Kebanyakan orang tidak masuk ke klinik dan minta tonsilnya diangkat tanpa alasan. Laporan ini tidak mendiskusikan hal tersebut,” ujar Goudy.

Baca Juga: Priyanka Chopra Akui Menderita Asma, Yuk Kenali Penyebab dari Penyakit Ini

Terakhir, bagaimanapun kondisimu termasuk merasa ada yang tidak beres dengan amandel, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan segera, ya!

(*)