Sementara sang ayah kini menjadi pengangguran setelah toko mebel yang didirikan gulung tikar dihajar pandemi.
Ya, kondisi bukan menjadi halangan, siswa kelas VII SMP 42 Bandar Lampung itu terlihat tetap bersemangat untuk mengejar ilmu.
Di depan teras, Jonathan terlihat serius mengerjakan soal-soal dan tugas sekolah yang dikirimkan melalui grup WhatsApp.
Namun, saat serius mengerjakan soal-soal tersebut Jonathan tak menyadari apabila kuotanya telah habis.
“Wah, kuotanya (internet) habis. Kirain tadi sudah selesai (belajar daring), pantes nggak ada soal-soal lagi yang masuk. Kayaknya masih sisa banyak (kuota internet). Kemarin baru diisi,” tutur Jonathan.
Saat handphone yang dibawanya tak lagi berdering, akhirnya Jonathan mulai menyadari untuk berganti peran.
Ya, Jonathan berganti pakaian dan mengambil masker untuk menjajakkan dagangan pempeknya.
“Mau jualan pempek dulu, Om, buat beli kuota,” jelas Jonathan.
Krisis ekonomi di masa pandemi, keluarga Jonathan hanya ditopang oleh oleh ibunya yang mendapat upah senilai Rp 300 ribu per bulan.