Untuk informasi, Turah dan JA adalah mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Rusia.
Hal itu dikatakan Jehian melalui akun Twitter-nya yang dikutip Kompas.com, Kamis (6/8/2020).
Kata Jehian, pada pertemuan pertama dihadiri ketua Perhimpunan Mahasiswa Rusia (Pemira) Tomsk Rusia, Gokma Sahat Tua Sinaga yang menjadi mediator antara Turah dan JA.
Saat itu, Turah telah meminta maaf kepada korban dan menerima beberapa sanksi.
"Pada pertemuan 1, TP TIDAK menyangkal/membantah sama sekali pengakuan JA, dan bersedia untuk menerima sanksi."
"Menurut Gokma dan TP, permohonan maaf dan penyesalan juga terjadi pada pertemuan 1," ujar Jehian.
Sanksi tersebut antara lain, Turah dikeluarkan dari struktur kepanitiaan yang sedang ia jalani serta mengundurkan diri dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI ) di Kota Tomsk.
Turah juga diminta berpindah kamar dan dilarang kontak dengan JA.