Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Seorang ibu tentu ingin melihat buah hatinya tumbuh sehat sempurna.
Hingga segala upaya dilakukan agar nutrisi dan gizi sang bayi terpenuhi.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan istimewa bagi bayi, karena kandungan nutrisinya yang sangat banyak.
Dikutip Grid.ID dari America Pregnancy Associatiob, The American Academy of Pediatrics (AAP) sangat menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan dan pemberian ASI berlanjut setidaknya selama 12 bulan.
Untuk bayi, ASI dapat melindungi dari infeksi dan mengurangi tingkat masalah kesehatan di kemudian hari termasuk diabetes, obesitas, dan asma.
Bagi ibu menyusui akan membantu rahim berkontraksi dan pendarahan berhenti lebih cepat setelah melahirkan.
Menyusui juga dapat mengurangi risiko kanker payudara, ovarium, juga memberikan cara yang baik bagi ibu untuk menjalin ikatan dengan bayinya.
ASI memanglah merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir.
Banyak komponen dalam ASI membantu melindungi bayi dari infeksi dan penyakit.
Misalnya, protein dalam ASI lebih mudah dicerna daripada dari susu formula atau susu sapi.
Kalsium dan zat besi dalam ASI juga lebih mudah diserap.
Sejumlah ibu menyusui pun berupaya untuk memberikan ASI setiap saat, baik menyusui langsung maupun dengan ASI perah.
Untuk memberikan asupan terbaik bagi bayi, para ibu menyusui perlu mengetahui ASI yang diberikan dalam kondisi baik, terutama ASI perah yang dipompa dan disimpan.
Nah, jangan sampai, para orang tua memberikan ASI basi pada buah hatinya karena bisa membuat si kecil sakit.
Diwartakan MomLovesBest via Kompas.com, ASI paling ideal diberikan secara langsung dengan cara ibu menyusui bayinya.
Pasalnya, kondisi ASI tersebut masih segar, nutrisi dan antibodinya masih terjaga, serta minim risiko tercemar kuman.
Kendati demikian, ibu menyusui juga bisa memberikan susu dari ASI pompa atau ASI perah.
Agar tetap aman dikonsumsi bayi, ASI perah memiliki masa ketahanan berbeda-beda, tergantung metode sampai wadah penyimpanannya.
Lantas, sebenarnya berapa lama ASI hasil pompa bisa bertahan?
Bagaimana teknik penyimpanannya yang tepat?
Berikut ini ketahanan ASI perah menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS:
· ASI perah bisa tahan empat jam di suhu ruangan
· ASI perah bisa tahan tiga hari di kulkas (suhu empat derajat Celsius)
· ASI perah bisa tahan tiga sampai enam bulan di freezer (suhu minus 18 derajat Celsius)
Di luar masa ketahanannya tersebut, ASI perah atau ASI pompa sudah tidak ideal dikonsumsi bayi.
Apabila terlalu lama lewat dari tenggat, ASI pompa atau ASI perah bisa busuk atau basi.
Ciri-ciri ASI basi
Orang tua perlu mengetahui ciri ciri ASI basi agar tidak memberikan asupan yang rentan bikin bayi sakit.
Melansir Firstcry Parenting, terdapat beberapa tanda ASI basi yang bisa dikenali:
1. Rasa ASI asam dan tengik
Salah satu cara mengenali tanda ASI basi bisa lewat mencicipi rasanya.
Memang benar, rasa ASI bisa berubah-ubah tergantung makanan atau asupan yang dikonsumsi ibu menyusui.
ASI perah beku yang dicairkan cita rasanya juga bisa berbeda dari ASI segar.
Namun, ASI basi memiliki rasa khas, yakni sedikit asam dan tengik.
2. Tampilan ASI tidak solid
Selain rasa, cara mengenali ciri-ciri ASI basi yakni dengan memperhatikan penampilannya.
Orang tua perlu memahami, teknik penyimpanan ASI dapat memengaruhi penampilan susu.
Begitu disimpan di lemari es, ASI perah biasanya punya beberapa lapisan warna.
Hal itu wajar karena bagian lemak susu akan naik ke atas permukaan, sedangkan sisa airnya mengendap di bawah.
Baca Juga: Luar Biasa! Ternyata Rahim Wanita Punya Fungsi Lain yang Menakjubkan, Tak Hanya untuk Mengandung
Dalam kondisi normal, ASI perah dari kulkas yang sudah dicairkan warnanya akan bercampur menjadi kesatuan warna susu yang solid.
Jika ASI perah dari kulkas yang sudah dicairkan warnanya tidak tercampur rata, atau ada potongan lemak mengambang, tandanya ASI sudah basi atau tidak layak dikonsumsi.
3. Berbau anyir
Tak hanya rasa dan tampilan, cara mengenali tanda ASI basi yang lain yakni lewat bau.
Sebelum memberikan ASI perah pada bayi, periksa bau ASI yang akan disusukan kepada bayi.
Konsumsi obat-obatan, suplemen, atau asupan tertentu memang bisa mengubah bau ASI perah.
Enzim lipase juga bisa mengubah bau ASI.
Namun, kamu harus membuang ASI perah saat baunya anyir atau kelewat amis.
Aroma anyir inilah merupakan ciri-ciri ASI basi.
Terakhir, jika bayi tidak menghabiskan ASI perah, buang sisa susu setelah dua jam.
ASI perah beku yang sudah dicairkan dapat bertahan di suhu ruangan antara satu sampai dua jam.
Yang perlu kamu tahu, hindari juga membekukan kembali ASI perah yang sudah dicairkan setelah dibekukan.
Ingat, panduan penyimpanan ASI perah di atas hanya berlaku untuk bayi dalam kondisi sehat, ya.
Jangan sungkan untuk konsultasikan dengan dokter jika bayi memiliki kondisi kesehatan tertentu atau lahir prematur.
(*)