"Saya deg-degan juga. Tidak tahu jadinya akan seperti apa. Pentas dilakukan seperti pada umumnya pementasan, tidak ada cut to cut, kecuali perpindahan set. Walau ini teater daring, tapi keasyikan permainan teater dan ruang peristiwa rasanya tetap terjaga. Tapi tentu energi magis menonton langsung tak akan pernah bisa tergantikan," lanjutnya.
"Saya hanya memikirkan bahwa bersama kawan-kawan, panggung harus bergerak. Harus ada langkah nyata bahwa kita masih hidup."
"Betul yang diucapkan sutradara dan penulis naskah Agus Noor, bahwa kita mencintai pilihan profesi kita, kita melakukan sepenuh hati dan menyerahkan pada semesta setelahnya,” jelas Happy Salma.
Karena diproduksi selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), maka proses latihan diadakan via aplikasi Zoom dengan pemain dan sutradara yang ada di berbagai penjuru kota di Indonesia.
Seluruh pemain dan kerabat kerja kemudian berkumpul di Yogyakarta setelah sebelumnya melakukan rapid test dengan hasil nonreaktif.
Semua pemain dan tim kerja kemudian dikarantina di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, menutup akses keluar masuk siapapun yang tak berkepentingan dengan proses produksi, dan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Baca Juga: Perceraian Pablo Benua dan Rey Utami Disebabkan Masalah Materi?
Setiap masuk ruangan, ada pengecekan suhu badan dan diharuskan untuk mencuci tangan.
Selain itu minuman suplemen kesehatan selalu tersedia, agar semua tetap fit.
Pementasan Rumah Kenangan ini adalah pementasan dengan tiket berbayar sebesar Rp. 50.000 yang dapat dibeli di www.titimangsa.or.id.
Untuk informasi pembelian tiket dapat menghubungi 0877 7910 1218.
Tunggu apa lagi, Segera dapatkan tiketmu, sebelum kehabisan!
(*)