Bahayanya, jika dalam masa nifas sudah melakukan hubungan seks, dikhawatirkan terjadi infeksi, terutama pada wanita yang masih mengalami perdarahan pasca melahirkan.
Mengapa demikian?
Dilansir Grid.ID dari laman Nakita.id, selama masa nifas, wanita mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim dan vagina.
Cairan ini mempunyai reaksi bassa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Apabila wanita tersebut melakukan hubungan intim pada masa nifas maka resiko munculnya infeksi semakin besar.
Selain itu, jika dalam proses melahirkan wanita mengalami episiotomi atau robekan, mungkin ada ketidaknyamanan selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah jahitan tersebut sembuh.
Jika dipaksakan melakukan hubungan seks, tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan.
Hal lainnya yang musti kedua belah pihak pahami adalah stres emosional juga mempengarahi ketidaknyamanan jika memaksakan diri melakukan hubungan seks saat masa nifas.
Apalagi kita tahu bahwa di masa nifas hingga tiga bulan ke depan.
Sering kali juga wanita minim kepercayaan diri dan masih fokus memberikan perhatian dan tenaga pada si buah hati, sehingga menimbulkan kelelahan yang amat sangat.
Hubungan intim pun menjadi tidak nyaman dilakukan.
(*)