Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Covid-19 masih menjadi momok menakutkan di setiap sudut kota.
Hingga saat ini pula, berbagai elemen mulai dari tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat tetap saling bahu-membahu menangani virus yang masih dicari vaksinnya ini.
Diwartakan melalui laman covid19.go.id per tanggal 12 Agustus 2020, tercatat sudah 130.718 orang positif terinfeksi, 85.798 sembuh, dan 5.903 meninggal dunia.
Presiden Joko Widodo optimistis bahwa pengembangan vaksin untuk Covid-19 di Tanah Air dapat berjalan dengan baik.
Presiden juga menegaskan bahwa pemerintah bersiap untuk memproduksinya, apabila vaksin telah ditemukan sehingga dapat digunakan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 kepada seluruh masyarakat.
Hal itu disampaikan Presiden selepas meninjau pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap bakal vaksin Covid-19 yang digelar di Gedung Eyckman, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Selasa, 11 Agustus 2020, dengan dipandu oleh Ketua Tim Peneliti Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Prof. Kusnandi Rusmil.
"Kita optimistis bahwa dengan segera ditemukannya vaksin ini kita bisa melakukan vaksinasi kepada seluruh rakyat," ujarnya.
Secara keseluruhan, sebanyak 1.620 relawan dilibatkan dalam uji klinis tahap ketiga tersebut.
Hasil uji klinis tersebut diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pengembangan dan penemuan vaksin Covid-19 yang ditargetkan untuk dapat tercapai pada akhir tahun ini.
"Kita harapkan nanti insyaallah di bulan Januari kita sudah bisa memproduksi. Kalau produksinya sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air," kata Presiden.
Pada momen tersebut juga vaksin Covid-19 mulai disuntikkan ke tubuh para relawan.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, menurut Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 FK Unpad, Eddy Fadlyana, bahwa calon vaksin Covid-19 tersebut memiliki efek samping.
Meski begitu, ia memperkirakan efeknya tidak besar, seperti nyeri atau demam.
"Bisa timbul nyeri di tempat suntikan atau demam sekitar 30 hingga 40 persen," kata Eddy.
Dia mengatakan untuk efek samping lainnya kemungkinan sangat kecil.
Namun, kata dia, apabila nantinya relawan uji klinis mengalami demam atau gejala lain diharapkan untuk melapor ke tim uji klinis.
Sementara itu, salah satu relawan yang mendapat kesempatan menerima vaksin Virus Corona adalah Fadly Barjadi Kusuma (32) seorang driver ojol.
Ia pun membongkar apa yang dirasakannya setelah 24 jam disuntik vaksin Virus Corona itu.
Sehari setelah disuntik, driver tersebut tak merasakan efek samping berarti.
Hanya saja ia mengaku merasakan kantuk yang hebat.
Baca Juga: Terus Kembangkan Penelitian Vaksin Covid-19, Indonesia Usahakan Tidak Bergantung Impor
"Secara umum sih Alhamdulillah enggak ada," jelas Fadly seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Kaltim.
Efek samping vaksin lainnya disebutkan Fadly seperti bengkak di bekas penyuntikan hingga peningkatan suhu tubuh skala ringan, sedang, dan berat mencapai lebih dari 39 derajat celcius.
"Cuma sorenya, kemarin, lima jam setelah penyuntikan, saya merasa ngantuk sekali, ngantuknya enggak biasa. Saya tidurin, pulas. Bangun-bangun tadi pagi dibangunin istri. Enggak tahu apakah efek samping atau bukan," ucap dia.
Meski begitu, ia mengaku merasa lebih segar dan sudah kembali menjalani aktivitas seperti biasa.
Baca Juga: Ya Ampun, Masih Sibuk Cari Vaksin Covid-19, Kini Ebola Muncul Lagi di Kongo! Seperti Apa Virusnya?
Lebih lanjut, Eddy menjelaskan, uji klinis tahap III vaksin akan dihentikan jika ada reaksi berat terhadap relawan.
Hal tersebut nanti diputuskan oleh dokter yang memeriksa.
Target relawan yang mengikuti uji klinis tahap III calon vaksin Covid-19 buatan Sinovac adalah 1.620 orang.
Rekrutmen pertama mampu menjaring 540 orang relawan.
Kemudian, rekrutmen kedua memperoleh 1.080 orang relawan.
Relawan terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respons imun) dan efikasi (respons dalam melawan virus) melalui tes darah.
(*)