Grid.ID - Sosok komika Kiky Saputri kini tampak dekat dengan banyak publik figur termasuk Susi Pudjiastuti.
Bahkan, Kiky Saputri pernah berkesempatan mengunjungi kediaman Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 itu.
Tak hanya itu, komika Kiky Saputri bahkan kini kerja bareng dengan Susi Pudjiastuti dalam program acara Susi Cek Ombak yang tayang di Metro TV.
Karier Kiky Saputri kian melejit usai sang komika itu melakukan roasting para menteri akhir tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Jadi Kabar Gembira bagi Seluruh Pelajar Tanah Air, Sri Mulyani Janjikan Handphone dan Pulsa Gratis!
Wanita asal Kabupaten Garut itu bahkan dijuluki spesialis roasting para pejabat.
Pasalnya, aksi stand up komedi yang dibawakan Kiky saat meroasting menteri Kabinet Jokowi yang ditayangkan di KompasTV kala itu viral di berbagai media sosial.
Tak ayal banyak orang menunggu-nunggu sang komika kembali mengkritisi para pejabat dengan gaya bahasa satirenya yang khas.
Seperti baru-baru ini, Kiky Saputri tampak kembali melayangkan candaan khasnya dalam acara yang dipandu bersama Susi Pudjiastuti.
Sosok yang mendapat pertanyaan Kiky Saputri kali ini ialah Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani.
Momen tersebut terekam dalam Susi Cek Ombak yang tayang di Metro TV pada Rabu (12/8/2020) kemarin.
Semula Susi Pudjiastuti menyapa dan menanyakan kabar rekannya yang terlihat sumringah itu.
"Halo Ibu, Apa kabar ?" tanya Susi Pudjiastuti dilansir Grid.ID dari laman YouTube MetroTV, pada Kamis (13/8/2020).
Baca Juga: Ingin Dapat Bansos Rp 600 Ribu per Bulan? Pekerja Swasta Harus Terdaftar di Sini
"Baik ibu Susi, apa kabar ?" jawab Sri Mulyani.
"Cantik dan fresh. Bilangnya di WA stres," ucap Susi Pudjiastuti.
"Kalau ngomong sama Bu Susi langsung hilang stresnya," ungkap Sri Mulyani.
Tak lama usai saling sapa, Kiky Saputri lantas menanyakan perihal utang negara serta tugas yang makin berat di tengah pandemi Covid-19.
"Ibu pekerjaannya makin berat bu di tengah pandemi.
Enggak ada pandemi aja ibu ngurusin uang, uang, uang, utang, utang, utang, begitu tuh gimana Bu ?" tanya Kiky Saputri.
Tampak terkejut mendengar pertanyaan dari partnernya, Susi Pudjiastuti tampak mengomeli Kiky Saputri.
"Tuh bu, kurang ajar tuh Bu. Udah uang terus ke utang. Kerjaan nih !" ucap Susi kepada Kiky.
Sementara Sri Mulyani justru memberikan jawabannya tanpa terlihat tersinggung.
"Aku kalau ngomong Menteri Keuangan, saya ngomongin yang lain. Kalau bunga, bunga dari utang," jawab Sri Mulyani.
Tak hanya itu, Menteri Keuangan RI itu memberikan pesan agar generasi muda tak miskin imajinasi meski mengurusi keuangan dan utang negara.
"Imajinasinya itu enggak selalu harus miskin walaupun kita ngurusin uang dan yang lain-lain," pungkas Sri Mulyani.
Hal tersebut tampak disetujui oleh wanita asal Pangandaran, Susi Pudjiastuti.
"Walaupun kita banyak utang, tidak boleh imajinasi kita miskin. Susi air banyak utang, imajinasiku ndak boleh miskin," ucap Susi Pudjiastuti.
Sementara itu, menanggapi soal perihal utang negara, Sri Mulyani pernah mengungkap pendapatnya.
Dilansir Grid.ID dari laman TribunnewsBogor.com, Sri Mulyani meminta agar masyarakat tidak melulu berstigma negatif perihal utang Indonesia.
Pasalnya, pinjaman memang diperlukan untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tiap negara.
"Kalau teman-teman yang suka pakai negara Islam. Semua negara Islam di dunia, semua berutang. Mau Saudi, UAE, Qatar, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, you name it," tegas Sri Mulyani dalam live Instagram, seperti dikutip dari laman TribunnewsBogor, pada Kamis (13/4/2020).
Tak hanya itu, Sri Mulyani juga menerangkan utang negara tetap bisa dikontrol asal tetap menjaga rasio dengan PDB (Pelaksana Bank Dunia).
"Bahkan saya tahu waktu di Bank Dunia, negara Islam terutama yang di Afrika mayoritas miskin banget. Dan mereka dapat utang, bahkan diberikan hibah," terang Sri Mulyani.
Sri Mulyani pun mengatakan negara perlu utang asal benar-benar dimanfaatkan secara benar dan produktif.
"Kalau begitu kita perlu utang? Ya utangnya untuk apa dulu. Kalau untuk membuat infrastruktur kita baik (utang produktif), supaya anak-anak bisa sekolah dan tidak menjadi generasi yang hilang, ya tidak ada masalah," tutur Sri Mulyani.
Pasalnya, menurut pemerintah negara yang tertinggal dalam segi infrastruktur dan konektivitas dapat menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi hingga daya saing Indonesia menjadi rendah.
"Itu pilihan kebijakan. Kalau enggak utang, berarti kita menunda kebutuhan infrastruktur. Masalah pendidikan, masalah kesehatan, mungkin tertunda. Jadi negara kita warganya banyak, tapi anak-anaknya bisa rentan," pungkas Sri Mulyani. (*)