Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Mengalami kondisi memilukan, Selamet Juliadi (47) hanya bisa merintih dan menahan sakit yang dialaminya.
Tangan kanannya yang melepuh hingga bengkak dan kemerahan, membuat kondisi Selamet terlihat begitu memprihatinkan.
Parahnya lagi, badan Selamet bergerak-gerak sendiri seraya bola matanya terus melotot.
Tak kuasa menyaksikan suaminya terus menerus merintih kesakitan, Mulyani (40) akhirnya mencari pinjaman dan belas kasihan.
Melansir dari Kompas.com pada Sabtu (15/8/2020), Mulyani menjelaskan puncak kesakitan yang dikeluhkan sang suami terjadi satu pekan yang lalu.
Sebelum membawa suaminya ke RS Tentara yang berada di Jalan Gunung Simanuk, Timbang Galung, Siantar Barat, Sumatra Utara, Mulyani mengaku dilema.
Sebab BPJS yang seharusnya dapat digunakan untuk berobat, sudah tiga tahun lamanya tak pernah dibayar.
Mulyani menjelaskan bahwa kejadian nahas yang dialami suaminya itu bermula pada tahun 2019 lalu.
Saat itu suaminya yang berprofesi sebagai tukang jahit dikabarkan terjatuh dari tangga.
Sejak peristiwa itu, saraf sang suami dikabarkan mulai terganggu.
Namun, meskipun demikian, Mulyani mengakui bahwa suaminya tak pernah memeriksakan kondisinya itu ke dokter.
"Baru seminggu ini timbul sakit, kulitnya kayak melepuh kena bakar, tangan juga membengkak. Kami pun warga susah, nggak tahu lagi berbuat apa," ungkap Mulyani.
Mencari uang pinjaman di tempatnya bekerja, Mulyani akhirnya membawa sang suami ke rumah sakit.
Selain suaminya yang terus menerus mengerang kesakitan, Mulyani juga menyebutkan berat badan sang suami mengalami penurunan secara drastis.
Selamet yang mulanya memiliki berat 70 kilogram kini menyusut jadi 40 kilogram.
"Suami saya terus mengerang kesakitan dan merasa panas di tubuhnya. Saya tak tahan, karena itulah saya beranikan diri untuk membawanya ke rumah sakit," ujarnya.
Ya, Mulyani selama ini diketahui bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Selamet yang mulanya bekerja sebagai tukang jahit, kini beban ekonomi melimpah pada dirinya.
Untuk menanggung biaya pengobatan suaminya, Mulyani hanya bisa berharap belas kasihan dari pemerintah.
Mulyani berharap BPJS miliknya yang tiga tahun lalu tak dibayar dapat diaktifkan kembali.
Sementara itu Fadli, anak Mulyani dan Selamet menuturkan apabila ayahnya sangat membutuhkan bantuan untuk biaya pengobatan.
"Hari ini kami baru mengambil hasil scanning sarafnya. Jadi untuk kesimpulan apa penyakitnya kami belum tahu," jelasnya.
Sementara itu melansir dari Tribunnews.com, kisah pilu juga pernah dialami keluarga di Cianjur, Jawa Barat.
Kondisi bayi kembar bernama Fadlan dan Fadil dikabarkan lahir dengan kondisi craniopagus (dempet kepala) dan menderita hernia.
Bayi kembar dari pasangan Ani (30) dan Sahudi (35), kini dikabarkan terus mengalami penurunan kesehatan.
Sementara itu Direktur Medik & Keperawatan RSHS dr Nucki Nursjamsi Hidayat menyarankan agar bayi kembar siam itu dirujuk ke rumah sakit di Bandung untuk mendapat perawatan lebih baik.
"Untuk kelainan dempet kepalanya akan dilakukan kajian lebih detail oleh Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS dengan pemeriksaan CT Scan atau MRI," tuturnya.
(*)