Find Us On Social Media :

Ada 9 Tahapan, Inilah Alasan Mengapa Inisiasi Menyusu Dini Minimal 1 Jam

By , Sabtu, 15 Agustus 2020 | 18:16 WIB

IMD harus dilakukan dalam jangka waktu minimum 1 jam setelah bayi lahir.

Grid.ID - Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) yang dilakukan sesegera mungkin kepada bayi yang baru lahir. 

Bayi diletakkan di atas perut atau dada ibu agar dapat mencari sendiri sumber ASI dan mulai menyusu.

IMD dilakukan pada 1 jam pertama setelah bayi lahir karena periode tersebut menentukan bagaimana keberhasilan proses menyusui ke depannya. 

Namun demikian, pelaksanaan IMD seringkali kurang lancar. Beberapa ibu terburu-buru karena tidak mengetahui bahwa sebenarnya durasi IMD minimal adalah 1 jam. 

Periode waktu tersebut dibutuhkan bayi untuk mengenal, mencari sumber ASI, hingga selesai menyusu. Jika dilakukan kurang dari 1 jam manfaatnya bagi bayi maupun ibu malah berkurang. 

Baca Juga: Penting! Ternyata Manfaat Menyusui Bagi Ibu Luar Biasa, di Antaranya Melindungi dari Kanker

Praktisi anak sekaligus anggota Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC memaparkan 9 tahapan yang harus dilalui bayi selama proses IMD.

Seluruh tahapan ini haruslah dilewati satu persatu karena jadi indikator keberhasilan IMD.

Tahap 1

Bayi menangis sebentar, tangisan kelahiran ini sangat khas dan merupakan tanda paru-paru mulai berfungsi.

Tahap 2

Bayi memasuki tahap relaksasi yang merupakan proses adaptasi singkat untuk mengatur dan stabilisasi laju nafas, denyut jantung, dan menjaga suhu tubuhnya. 

Tahap 3

Pada lima menit pertama bayi akan bangun dan terjaga.

Baca Juga: Apakah Penyakit yang Diserita Ibu Menyusui Bisa Menular ke Anak Lewat ASI?

Tahap 4

Kemudian di menit keempat hingga menit kedua belas bayi mulai bergerak, gerakan awalnya sedikit, pada lengan, bahu dan kepala. Beberapa kali bayi mungkin akan beristirahat sebelum memulai gerakan berikutnya.

Tahap 5

Setelah istirahat, bayi akan mulai bergerak merangkak ke arah payudara. Gerakan merangkak ini sekaligus memijat perut ibu sehingga kontraksi dinding uterus lebih optimal untuk menghentikan pendarahan pasca persalinan.

Tahap 6

Setelah menemukan payudara, bayi cenderung beristirahat untuk sementara waktu. Seringkali hal ini dapat diartikan keliru sebagai bayi tidak lapar atau sudah merasa lelah. Jadi, sebaiknya jangan buru-buru menyudahi IMD. 

Tahap 7

Setelah istirahat, di menit ke-29 hingga masuk satu jam proses IMD, bayi akan mulai membiasakan diri dengan payudara. Ia akan mengendus, mencium, dan menjilati sebelum akhirnya menempel untuk menyusu.

Baca Juga: Tak Perlu Ragu Lagi Memasukkan Buah Naga Sebagai Makanan Pendamping ASI, Banyak Manfaat Sehatnya!

Proses pembiasaan ini dapat memakan waktu 20 menit atau lebih, tergantung seberapa lama bayi memerlukan waktu untuk menjilat bakteri baik dari kulit ibu, yang akan membentuk koloni flora normal di ususnya.

Tahap 8

Pada menit ke-49 sampai 90, untuk pertama kali bayi menyusu di payudara selama beberapa waktu. Berkat rangsangan jilatan dan hisapan di payudara, kolostrum akan mengalir memberikan antibodi (terutama IgA) untuk memproteksi saluran cerna bayi.

Tahap 9

Kemudian bayi akan tertidur selama 1,5 sampai 2 jam. Hal ini memberi kesempatan tubuh untuk pemulihan. Pada umumnya ibu juga akan tertidur karena hormon stres selama persalinan telah dieliminasi melalui proses IMD.

Bila kesembilan tahapan ini dilakukan dengan baik maka denyut jantung bayi akan lebih cepat stabil, pernapasannya pun lancar, serta merangsang saluran cerna bayi.

ASI juga jadi perlindungan bayi karena merupakan antibodi yang baik bagi bayi yang baru lahir.

dr Wiyarni menambahkan, IMD yang dilakukan dengan jangka waktu minimal satu jam juga bermanfaat  untuk jangka panjang.

Baca Juga: Memberikan ASI Tebaik untuk Buah Hati, Andien Aisyah: Kedisiplinan Diperlukan Banget!

“Efek jangka pendek IMD adalah terbentuknya kemampuan bayi untuk bertahan hidup, sedangkan efek jangka panjangnya adalah kesuksesan pemberian ASI eksklusif karena bayi terlatih menyusu sejak dini dan ibupun lebih responsif menyusui,” katanya.

Pemahaman akan IMD, lanjutnya, harus terus digaungkan agar makin banyak ibu yang menjalankannya.

Oleh sebab itu ia berharap di momen perayaan Pekan ASI sedunia yang digelar setiap Agustus, informasi seputar menyusui termasuk IMD, bisa semakin diketahui masyarakat.

Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengungkapkan pemerintah akan terus mendukung gerakan menyusui dan penyebaran informasi seputar menyusui.

"Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi lengkap dan seimbang yang dibutuhkan bagi bayi usia 0-6 bulan kecuali ASI. Dengan begitu akan muncul generasi penerus bangsa yang unggul, sehat dan cerdas karena mendapatkan asupan gizi terbaik dari ASI sejak dini,” kata Widodo.

Pemberian ASI secara eksklusif pada 6 bulan pertama juga dapat mencegah stunting pada anak sehingga pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak akan menjadi optimal.

Informasi mengenai tumbuh kembang anak dan pencegahan stunting dapat disimak lengkap di Genbest.id.