Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID- Masyarakat Indonesia akan memperingati HUT ke-75 RI pada Senin (17/8/2020).
Tapi perayaan HUT ke-75 RI akan terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Karena pandemi Covid-19, peringatan HUT ke-75 RI tampaknya akan sepi perlombaan.
Baca Juga: Selalu Memata-matai Aktivitas Suami, Vicky Shu: Aku Tuh Ngelakuin Itu Bukan karena Psycho..
Biasanya setiap kali memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, masyarakat akan menggelar berbagai perlombaan.
Satu di antara perlombaan yang khas menjelang 17 Agustus adalah panjat pinang.
Perlombaan ini melibatkan sejumlah orang, dengan menggunakan batang pohon pinang yang ditanam di tanah dan dilumuri pelicin.
Baca Juga: Tak Hanya Indonesia, Anak Krisdayanti dan Raul Lemos Punya 3 Kewarganegaraan
Ujung batang pinang, tergantung beragam hadiah yang bisa diambil para peserta.
Mengutip Kompas.com, Minggu (16/8/2020), perlombaan panjat pinang disebut merupakan peninggalan kolonial Belanda.
Meski begitu, tak dituliskan terlalu banyak mengenai kapan perlombaan ini pertama kali diadakan dan siapa pelopornya.
Dahulu, panjat pinjang digunakan sebagai acara hiburan kaum kolonial.
Panjat pinang sering diadakan di acara-acara penting seperti hajatan, hari libur nasional, atau hari ulang tahun tokoh penting Belanda.
Tradisi memberi pelicin di batang pohon pinang pun telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Baca Juga: Bongkar Cara Jitu Selesaikan Cekcok dalam Rumah Tangganya, Vicky Shu : Lewat Whatsapp Nge-chat!
Dulu, peserta dalam satu tim juga berlomba, agar berhasil memanjat dan mengambil hadiah yang digantung.
Namun hadiah yang ditawarkan tentunya berbeda dengan sekarang.
Kala itu, hadiah yang digantung berupa bahan pokok seperti makanan, tepung, gula, hingga pakaian.
Panjat pinang yang dipercaya diperkenalkan para penjajah Belanda ke Indonesia ini pun mengundang pro dan kontra.
Ada yang berpendapat, panjat pinang seharusnya tidak dijadikan tradisi di acara kemerdekaan lantaran membawa memori pahit masa lalu.
Pemusik Harry Roesli menuturkan kepada Harian Kompas bahwa dia juga kontra terhadap lomba panjat pinang.
Baca Juga: Presiden Jokowi Pakai Sepeda Lokal, Daniel Mananta Berterimakasih Brand Lokalnya Didukung
Menurut dia, dalam perayaan hari kemerdekaan terlihat ada kelas sosial di lingkungan masyarakat.
Orang kaya cenderung hanya menyumbang saja dan tidak ikut kegiatannya.
"Si orang kaya menyumbang supaya ia bisa hidup aman di lingkungan itu."
"Supaya tidak ada yang menjarah hartanya," kata Harry seperti dikutip dari Tribun Travel.com, Minggu (16/8/2020).
Penggunaan pohon pinang hanya untuk acara sekali setahun pun dianggap tidak seimbang dengan nilai lingkungan karena dilakukan penebangan besar-besaran.
Usaha peremajaan dan pembudidayaan pohon pinang saat ini juga belum cukup mendapatkan perhatian.
Padahal, pertumbuhan pohon pinang relatif lambat. Pohon pinang baru layak ditebang untuk keperluan perlombaan setelah berusia 30 tahun.
Hanya dari batang pohon pinang setua itu yang disebut bisa ideal untuk tiang lomba panjat pinang.
Ukuran ideal tiang panjat pinang yakni tinggi antara 8 hingga 12 meter dan diameter sekitar 43 hingga 60 cm.
(*)