Find Us On Social Media :

Virus Corona Bermutasi Ditemukan di 2 Negara Ini, Diklaim 10 Kali Lebih Menular!

By None, Selasa, 18 Agustus 2020 | 10:15 WIB

Ilustrasi - Seorang kepala sekolah di Madiun meninggal usai terpapar virus corona.

Grid.ID - Peneliti mendeteksi adanya strain mutasi virus corona baru, SARS-CoV-2.

Mutasi virus corona tersebut diyakini jauh lebih mudah menular (infectious) daripada varian asli virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Sejauh ini ada dua negara yang terdeteksi telah terinfeksi mutasi virus corona, yakni Malaysia dan Filipina.

Baca Juga: Terpaku Saksikan Pemakaman Anaknya Secara Virtual, Ibunda Jaksa Fedrik Adhar Mengaku Tak Tahu Penyakit Apa yang Merenggut Nyawa Anaknya: Hanya Dikabari Masuk Rumah Sakit!

Melansir Straits Times, Senin (17/8/2020), menurut Pusat Genom Filipina, strain G614, dengan genotipe asli D614, dideteksi dalam sebuah sampel kasus positif dalam jumlah kecil dari Quezon City.

"Pada bulan Juni, D614 dan G614 telah dideteksi dalam sebuah sampel kecil dari kasus-kasus positif," kata pihak Pusat Genom Filipina.

"Meskipun informasi ini mengonfirmasi adanya G614 di Filipina, kami mencatat bahwa seluruh sampel yang diuji berasal dari Quezon City dan kemungkinan tidak mewakili seluruh negara," ujar dia.

Baca Juga: Kini Nikmati Status Istri Konglomerat Usai Dinikahi Reino Barack, Syahrini Punya Masa Lalu Kelam Nyaris Dipenjara Gara-gara Skandal ini

Mutasi virus

Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin), sehingga disebut D614G. Artinya, jenis D614 di awal berubah menjadi G614 saat ini.

Sebelumnya, D614G juga telah dideteksi keberadaannya di Malaysia.

Seperti diberitakan Straits Times, Minggu (16/8/2020), mutasi D614G ditemukan oleh Institut Penelitian Medis Malaysia dalam 4 kasus dari 2 klaster Covid-19 di negara tersebut.

Adapun klaster yang dimaksud adalah Sivagangga dan Ulu Tiram.

Baca Juga: Sempat Terlibat Kasus Video Syur Bareng Cut Tari, Rupanya Luna Maya bukan Wanita Paling Spesial di Mata Ariel NOAH, Eks Vokalis Peterpan Itu akhirnya Blak-blakan

Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, dengan penemuan mutasi ini, orang-orang harus lebih hati-hati dan melanjutkan sikap disiplin dalam menerapkan langkah-langkah keamanan seperti menjaga jarak fisik, kebersihan, dan menggunakan masker.

10 kali lebih menular

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan bulan Juli lalu pada jurnal Cell, para ahli menemukan bahwa pasien yang terinfeksi varian G614 memiliki muatan virus lebih tinggi dibandingkan mereka yang terinfeksi D614.

Dr Nooh juga menyebutkan keterangan yang sama. "Ditemukan bahwa jenis ini 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh individu 'super spreader'," kata dia.

Namun, virus tidak menunjukkan dampak yang lebih mematikan ataupun meningkatkan keseriusan gejala.

Sementara, Pusat Genom Filipina juga menyebut bahwa belum ada bukti pasti yang menunjukkan pembawa (carrier) G614 lebih mudah ditulari dibandingkan D614.

"Dan mutasi tersebut tampaknya tidak memengaruhi hasil klinis secara substansial juga," kata mereka.

Penelitian lebih lanjut Meski demikian, Pusat Genom Filipina menilai, pemantauan terus menerus terhadap mutasi-mutasi yang terjadi pada SARS-CoV-2 tetap harus dilakukan.

"Melihat ditemukannya G614 ini, penelitian terus menerus perlu dilakukan untuk memahami evolusi SARS-CoV-2, sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian, diagnostik, dan strategi terapeutik yang tepat," kata pihak Pusat Genom Filipina.

Sementara, di Malaysia, Dr Nooh mengatakan, tes lanjutan akan dilakukan pada kasus-kasus lainnnya, termasuk kasus indeks dari kedua klaster dimana mutasi ditemukan.

Sejauh ini, ia menyebut bahwa tindakan yang cepat dari otoritas kesehatan publik Malaysia telah mengontrol penyebaran virus dari klaster-klaster terdampak.

Meski demikian, temuan ini dapat membuat penelitian vaksin yang saat ini tengah dilakukan menjadi tidak lengkap atau tidak efektif terhadap strain virus corona baru.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mutasi Virus Corona Ditemukan di Filipina dan Malaysia, 10 Kali Lebih Menular"

(*)