Semantara itu melansir dari Kompas.com, kisah veteran yang sampai saat ini masih melawan kerasnya kehidupan juga dialami oleh Emang (99).
Baca Juga: Berhubungan Badan dengan Sang Suami Setiap Hari, Mpok Alpa: Biar Semangat Kerja!
Tak berbeda dari Mbah Ngatimin, Emang juga diketahui sebagai pahlawan yang pernah memperjuangkan Indonesia di masa penjajahan.
Matanya bash setiap kali mengingat kerasnya Indonesia berjuang mendapatkan kemerdekaan.
Saat itu, Emang mengaku telah menyimpan kejamnya delapan peluru yang bersarang di tubuhnya.
Sebagai pejuang yang bergabung bergabung dalam Tentara Republik Indonesia, Emang turut berjuang pada agresi Militer Belanda II.
Baca Juga: Berhubungan Badan dengan Sang Suami Setiap Hari, Mpok Alpa: Biar Semangat Kerja!
Saat itu, Emang berada di Batalyon 1 Resimen 7 Purwakarta atau di pertahanan TRI wilayah Bandung.
Baku tembak dengan pasukan Belanda tak terhindarkan hingga kepala Emang tertembak.
"Perlahan darah segar mengucur di wajahnya. "Aku kira keringat, ternyata darah," ujar Emang.
Emang dan kawan-kawannya tetap melakukan perlawanan terhadap para penjajah.
Namun pasukan Belanda yang menggunakan lampu sorot telah membuatnya silau.
Alhasil, enam peluru bersarang di kaki satu peluru melesat di bahunya.
Setelah Emang terjatuh, pasukan Belanda menghampiri dan menghadiahi tiga tusukan bayonet di perut.
Setelah dianggap mati oleh Belanda, Emang rupanya masih diberi berkah hidup.
Meskipun sempat tak sadarkan diri selama 40 hari, Emang berhasil dirawat dan diselamatkan oleh warga.
(*)