Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Masih jelas diingatan bagaimana aktris cantik Julia Perez berjuang mati-matian melawan penyakitnya.
Hingga akhirnya, ia menghembuskan napas terakhir pada 10 Juni 2017 di RS Cipto Mangunkusumo atau RSCM, Jakarta.
Diketahui wanita bernama lengkap Yuli Rachmawati ini sudah 3 tahun berjuang melawan kanker serviks yang dideritanya sejak November 2014.
Sebelum tutup usia, kondisi Jupe mulai menurun pada 19 April 2017.
Baca Juga: Nggak Nyangka, Ternyata Ikan Mujair Simpan 5 Bahaya Ini Buat Tubuh, Nomor 4 Geli Banget!
Hingga pada saat itu, ia harus menggunakan selang sebagai media penghantar nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya dan menjalani cuci darah.
Diwartakan melalui laman Sajian Sedap, tiga bulan sebelumnya setelah berobat ke Singapura, Jupe sempat dinyatakan sembuh dari kanker.
Jupe telah berjuang dengan sisa-sisa tenaga dan semangatnya.
Hanya saja, sebelum tutup usia kondisi Jupe kerap naik turun.
Terkadang dia stabil, namun kerap mencemaskan.
Bahkan pada Kamis (8/6/2017), Jupe baru saja menjalani operasi pada organ pencernaannya di RSCM.
Nia, sang adik menjelaskan bahwa Jupe dioperasi karena organ pencernaannya diduga lengket sebagai efek radiasi untuk pengobatan kankernya.
Pada Senin (15/5/2017) di RSCM, pihak keluarga Jupe memberi informasi kepada para wartawan tentang kondisi terkini Jupe.
Diterangkan oleh pihak keluarganya, Jupe telah menjalani pemeriksaan aktivitas otak dengan Electro Encephalo Graphy (EEG) pada 5 Mei 2017.
Hasilnya menunjukkan tingkat kesadaran Jupe kurang.
Diterangkan pula, Jupe mengalami pembekuan darah pada kandung kemihnya, sehingga ia sulit buang air kecil.
Selain keluar masuk ruang operasi, Jupe juga kerap membutuhkan cuci darah untuk memperbaiki fungsi ginjalnya yang mengalami kerusakan akibat obat yang ia konsumsi selama ini.
Perlu diketahui, gejala kanker serviks memang tidak selalu jelas, bahkan mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali sampai mencapai stadium lanjut.
Inilah sebabnya mengapa sangat penting bagi kamu melakukan skrining serviks.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, dalam kebanyakan kasus kanker serviks, pendarahan vagina adalah tanda yang terlihat pertama kali dan biasanya terjadi setelah berhubungan seks.
Perdarahan pada waktu selain waktu haid, termasuk perdarahan setelah menopause, juga termasuk pendarahan yang tidak biasa.
Tanda lain kanker serviks yang sering dialami penderita adalah rasa sakit dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks dan keputihan yang berbau tak sedap.
Melansir Buku Cegah dan Deteksi Kanker Serviks (2010) karya Dra. Hartati Nurwijaya, DR. Dr. Andrijono, Sp.OG (K), dan Prof. DR. H.K. Suheimi, Sp.OG (K), penyebab utama timbulnya kanker serviks adalah infeksi human papilloma virus (HPV) risiko tinggi atau HPV onkogenik, yaitu HPV yang mengandung protein yang menyebabkan terjadinya kanker (onkoprotein).
HPV adalah kelompok virus yang terdiri dari 150 jenis virus yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit.
Ada 30-40 jenis HPV yang dapat menyebabkan penyakit kelamin.
Beberapa jenis HPV bisa menyebabkan kutil kelamin.
Baca Juga: Jarang Diketahui! Ternyata Saat Hamil Wanita Wajib Membersihkan Payudara Loh, Begini Caranya
Sedangkan, jenis HPV lainnya dapat menyebabkan kanker serviks.
Lebih lanjut, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko penyebab kanker serviks yang perlu diketahui:
1. Aktivitas seks kurang sehat
Melansir American Cancer Society, beberapa faktor yang berkaitan dengan riwayat seksual dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Risiko ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh peningkatan kemungkinan paparan HPV.
· Menjadi aktif secara seksual pada usia muda (terutama di bawah 18 tahun) · Memiliki banyak pasangan seksual · Memiliki satu pasangan yang dianggap berisiko tinggi (seseorang dengan infeksi HPV atau yang memiliki banyak pasangan seksual) 2. Merokok
Ketika seseorang merokok, mereka dan orang-orang di sekitarnya terpapar banyak bahan kimia penyebab kanker yang mempengaruhi organ selain paru-paru.
Zat berbahaya ini diserap melalui paru-paru dan dibawa dalam aliran darah ke seluruh tubuh.
Wanita yang merokok sekitar dua kali lebih mungkin terkena kanker mulut rahim.
Produk sampingan tembakau telah ditemukan di lendir serviks wanita yang merokok.
Para peneliti percaya bahwa zat ini merusak DNA sel leher rahim dan dapat berkontribusi pada perkembangan kanker serviks.
Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam memerangi infeksi HPV.
3. Daya tahan tubuh lemah
Sistem kekebalan tubuh penting dalam menghancurkan sel kanker dan memperlambat pertumbuhan dan penyebarannya.
Pada wanita dengan HIV, pra-kanker serviks dapat berkembang menjadi kanker invasif lebih cepat dari biasanya.
Human immunodeficiency virus (HIV), virus yang menyebabkan AIDS diketahui dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menempatkan orang pada risiko yang lebih tinggi untuk infeksi HPV.
Kelompok wanita lain yang berisiko terkena kanker serviks adalah mereka yang menggunakan obat-obatan untuk menekan respons kekebalan tubuh, seperti wanita yang dirawat karena penyakit autoimun.
Baca Juga: Nggak Nyangka, Ternyata Ikan Mujair Simpan 5 Bahaya Ini Buat Tubuh, Nomor 4 Geli Banget!
Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh melihat jaringan tubuh sendiri sebagai benda asing dan menyerang mereka.
4. Infeksi Chlamydia
Chlamydia adalah jenis bakteri yang relatif umum yang dapat menginfeksi sistem reproduksi.
Bakteri ini disebarkan melalui kontak seksual.
Wanita yang terinfeksi Chlamydia sering tidak memiliki gejala dan mereka mungkin tidak tahu bahwa mereka terinfeksi sama sekali, kecuali mereka diuji selama pemeriksaan panggul.
Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan peradangan panggul, yang menyebabkan infertilitas.
Beberapa penelitian telah melihat risiko kanker serviks yang lebih tinggi pada wanita yang tes darah dan lendir serviksnya menunjukkan bukti infeksi Chlamydia masa lalu atau saat ini.
Studi tertentu menunjukkan bahwa bakteri Chlamydia dapat membantu HPV tumbuh dan hidup di leher rahim yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
5. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang (pil KB)
Ada bukti bahwa minum kontrasepsi oral (OC) untuk waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker serviks naik ketika seorang wanita semakin sering mengonsumsi pil kontrasepsi oral.
Sementara, risiko kanker serviks kembali turun setelah kontrasepsi oral dihentikan, dan kembali normal beberapa tahun setelah berhenti.
Seorang wanita dan dokternya harus mendiskusikan apakah manfaat menggunakan pil KB lebih penting daripada risiko potensialnya.
6. Kehamilan
Wanita yang memiliki 3 atau lebih kehamilan penuh memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Baca Juga: Inilah Waktu Terbaik untuk Beristirahat Bagi Bayi Hingga Orang Dewasa yang Perlu Kamu Ketahui!
Diperkirakan ini mungkin disebabkan oleh peningkatan paparan infeksi HPV dengan aktivitas seksual.
Penelitian telah menunjukkan perubahan hormon selama kehamilan yang mungkin membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi HPV atau pertumbuhan kanker.
Pemikiran lain adalah bahwa wanita hamil mungkin memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, memungkinkan infeksi HPV dan pertumbuhan kanker.
7. Kehamilan pada usia muda
Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 dilaporkan lebih mungkin untuk mendapatkan kanker serviks di kemudian hari daripada wanita yang menunggu untuk hamil sampai mereka berusia 25 tahun atau lebih.
8. Status ekonomi
Banyak wanita berpenghasilan rendah tidak memiliki akses mudah ke layanan perawatan kesehatan yang memadai, termasuk skrining kanker serviks dengan tes Pap dan tes HPV.
Ini berarti mereka mungkin tidak diskrining atau dirawat karena pra-kanker serviks.
9. Diet rendah buah dan sayuran
Wanita yang dietnya tidak memasukkan cukup buah dan sayuran mungkin berisiko tinggi terkena kanker serviks.
Hal itu dikarenakan, tubuh tidak mendapatkan makanan kaya antioksidan, karotenoid, flavonoid dan folat, seperti buah-buahan dan sayuran yang bisa mendukung tubuh dalam menangkal HPV yang diketahui bisa menjadi penyebab kanker serviks.
10. Memiliki riwayat keluarga kanker serviks
Kanker serviks dapat terjadi pada beberapa keluarga.
Jika ibu atau saudara perempuan kamu menderita kanker serviks, peluang kamu terkena penyakit ini lebih tinggi daripada jika tidak ada seorang pun di keluarga yang mengidapnya.
Beberapa peneliti mencurigai bahwa beberapa kasus yang jarang dari kecenderungan keluarga ini disebabkan oleh kondisi bawaan yang membuat beberapa wanita kurang mampu melawan infeksi HPV daripada yang lain.
(*)