Karena di usianya yang 16 tahun, ia harus menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi ibu dan adik-adiknya.
"Waktu itu papa saya meninggal umur saya 16 tahun, saya pikir papa saya meninggal itu akhir dari semuanya."
"Karena saya merasa umur saya 16 tahun, apa saya bisa untuk menanggung ibu dan adik-adik saya, tapi memang papa saya selalu bilang, jangan takut, karena Allah itu pasti memberikan cobaan yang kita pasti bisa lewatin asal kita ikhlas," kata Raffi Ahmad.
Nasihat lainnya dari sang papa untuknya adalah bangun tali silaturahmi.
Silaturahmi itu penting, karena bisa mendatangkan rezeki.
Hingga kini, Raffi masih menerapkan itu semua, meski sudah mendapat gelar Sultan Andara.
"Papa saya selalu bilang, sapa emua orang, silaturahmi itu penting, karena Allah memberikan rejeki bukan hanya uang, tapi pertemuan, nafas kita, bertemu sama orang."
"Bertemu sama orang itu rejeki, kalo saya ketemu orang, orang itu nggak ngeliat bisa saya sapa duluan," tutur Raffi Ahmad.