Find Us On Social Media :

Jadi Korban Klitih Pagi Buta, Pria di Yogyakarta Ditebas Secara Sadis Oleh Belasan Orang Tak Dikenal!

By Novia, Sabtu, 22 Agustus 2020 | 09:00 WIB

Korban aksi klitih di barat flyover Jombor, Agung Setyobudi tergolek lemas di IGD RS UGM, Jumat (21/8/2020)

Nahasnya korban tak bisa menyaksikan wajah para pelaku, lantaran mereka menggunakan masker dan helm.

Baca Juga: Ingat Kedua Anaknya Masih Tertidur di Rumah, Seorang Ibu Berteriak Histeris Saksikan Gubuknya Dilalap Si Jago Merah

Akhirnya, kondisi mencekam itu berakhir setelah warga menghalau para penyerang menggunakan tongkat.

Meskipun demikian, kedatangan warga sempat membuat Agung semakin ketakutan.

"Warga nolong itu saya kira kelompok mereka juga awalnya. Saya udah pasrah. Ternyata mereka menolong," ucap Agung.

Baca Juga: Bangkit dari Kematiannya Saat Hendak Dimandikan, Gadis 12 Tahun di Probolinggo Bertahan Satu Jam Sebelum Kembali Meninggal Dunia

Akhirnya, Agung dapat diselamatkan dan segera dilarikan ke RSA UGM untuk mendapatkan pertolongan.

Sementara itu melansir informasi dari Kompas.com, Klitih selama ini diketahui telah memakan banyak korban.

Istilah Klitih ini mulai marak di media sosial sekitar tahun 2016 lalu.

Baca Juga: Ngebet Nikah tapi Tak Punya Biaya, Pria di Tuban Nekat Menempuh Jalan Penuh Rintangan, Kini Harus Masuk Bui Gegara Kepergok Gasak 67 Tabung Elpiji 3 Kg

Saat itu tercatat 43 kasus kekerasan telah melibatkan gerombolan remaja.

Pada saat itu kasus klitih rata-rata menangani 3 kasus korban seriap bulannya.

Meskipun baru muncul beberapa tahun terakhir, rupanya klitih telah meresahkan warga sejak tahun 1990-an.

Baca Juga: Seorang Ibu Histeris Menyaksikan Kedua Putrinya Meregang Nyawa di Depan Mata, Satlantas Polres Lumajang Ungkap Kejadian: Sepeda Motor Menerobos Lampu Merah

Dari arsip Harian Kompas berita 7 Juli 1993, Kapolwil DIY yang saat itu dijabat oleh Kolonel (Pol) Drs Anwari membenarkan bahwa polisi telah memetakan keberadaan geng remaja dan kelompok anak muda yang sering melakukan aksi kejahatan di Yogyakarta.

(*)