Nahasnya korban tak bisa menyaksikan wajah para pelaku, lantaran mereka menggunakan masker dan helm.
Akhirnya, kondisi mencekam itu berakhir setelah warga menghalau para penyerang menggunakan tongkat.
Meskipun demikian, kedatangan warga sempat membuat Agung semakin ketakutan.
"Warga nolong itu saya kira kelompok mereka juga awalnya. Saya udah pasrah. Ternyata mereka menolong," ucap Agung.
Akhirnya, Agung dapat diselamatkan dan segera dilarikan ke RSA UGM untuk mendapatkan pertolongan.
Sementara itu melansir informasi dari Kompas.com, Klitih selama ini diketahui telah memakan banyak korban.
Istilah Klitih ini mulai marak di media sosial sekitar tahun 2016 lalu.
Saat itu tercatat 43 kasus kekerasan telah melibatkan gerombolan remaja.
Pada saat itu kasus klitih rata-rata menangani 3 kasus korban seriap bulannya.
Meskipun baru muncul beberapa tahun terakhir, rupanya klitih telah meresahkan warga sejak tahun 1990-an.
Dari arsip Harian Kompas berita 7 Juli 1993, Kapolwil DIY yang saat itu dijabat oleh Kolonel (Pol) Drs Anwari membenarkan bahwa polisi telah memetakan keberadaan geng remaja dan kelompok anak muda yang sering melakukan aksi kejahatan di Yogyakarta.
(*)