Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi menur seksual (IMS) adalah infeksi yang terutama ditularkan lewat hubungan seksual, meski tidak ada gejala yang timbul di alat kelamin.
Penyakit menular seksual akan lebih berisiko apabila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, baik melalui vagina, oral, maupun anal.
Penyakit menular seksual perlu mendapat perhatian karena dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang serius.
Salah satu penyakit serius yang perlu diwaspadai adalah trikomoniasis.
Dikutip Grid.ID dari laman Grid Health, trikomoniasis ("trich") adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa yang disebut Trichomonas vaginalis.
Pria dan wanita bisa terkena penyakit ini.
Tetapi risiko wanita terkena penyakit ini lebih besar.
Jumlah kasus terbanyak terjadi pada wanita berusia antara 16 dan 35 tahun.
Vagina adalah tempat infeksi paling umum pada anak wanita dan wanita dewasa, dan uretra adalah tempat infeksi paling umum pada anak laki-laki dan pria dewasa.
Parasit ini ditularkan melalui hubungan seks (penis ke vagina atau kontak vulva ke vulva) dengan pasangan yang terinfeksi.
Wanita bisa mendapatkan penyakit dari pria atau wanita yang terinfeksi, tetapi pria biasanya tertular hanya dari wanita yang terinfeksi.
Trikomoniasis bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain dalam tiga cara yaitu hubungan seks tanpa kondom (oral, vagina, anal), menggunakan mainan seks yang tidak dicuci, dan dari ibu ke bayi selama persalinan.
Tetapi penyakit ini tidak dapat menular karena memeluk, ciuman, berenang, kursi toilet ataupun berbagi sendok, garpu, dan handuk.
Gejala Trikomoniasis
Diwartakan melalui laman NHS, gejala trikomoniasis biasanya berkembang dalam waktu satu bulan setelah infeksi.
Tetapi, cukup banyak orang yang juga tidak mengalami gejala apa pun (meskipun mereka masih dapat menularkan infeksi ke orang lain).
Gejala trikomoniasis mirip dengan banyak infeksi menular seksual lainnya, sehingga terkadang sulit untuk didiagnosis.
Baca Juga: Dengar Kesaksian Angel Lelga, Vicky Prasetyo Keberatan: Mereka Sudah Ada di Dalam Kamar!
Gejala trikomoniasis pada wanita:
· Keputihan abnormal yang mungkin kental, tipis atau berbusa dan berwarna kuning kehijauan.
· Menghasilkan lebih banyak cairan dari biasanya, yang mungkin juga memiliki bau amis yang tidak sedap.
· Pegal, bengkak dan gatal di sekitar vagina, terkadang paha bagian dalam juga menjadi gatal.
· Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat buang air kecil atau berhubungan seks.
Gejala trikomoniasis pada pria:
· Nyeri saat buang air kecil atau saat ejakulasi
· Ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya
· Cairan putih tipis dari penis
· Nyeri, bengkak, dan kemerahan di sekitar kepala penis atau kulup
Trikomoniasis dapat meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual lainnya.
Baca Juga: Keenam Anaknya Ikut Tertular Covid-19, Ibu 43 Tahun Ini Harus Berpulang
Misalnya, trikomoniasis dapat menyebabkan peradangan genital yang membuatnya lebih mudah terinfeksi HIV, atau menularkan virus HIV ke pasangan seks.
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik tetapi harus segera ditangani.
Biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik yang disebut Metronidazole (Flagyl) dan selama periode pengobatan, pasien diminta jangan berhubungan seks sampai selesai minum obat dan pulih total.
Asal tahu saja, bila tidak segera diobati, penyakit inil dapat memengaruhi peluang kehamilan, loh.
Tidak cuma bagi wanita, tapi juga bagi pria.
Hal ini disebabkan karena selain mengganggu kesehatan organ reproduksi, beberapa jenis infeksi juga merusak kualitas sperma.
Termasuk juga pada trikomoniasis.
Salah satu masalah yang bisa disebabkan oleh komplikasi penyakit ini adalah adanya sumbatan pada vagina, yang terjadi karena ada peradangan.
Peradangan ini bisa muncul karena adanya bakteri atau kuman yang membuat kadar keasaman pada vagina.
Baca Juga: Salah Kaprah, 7 Makanan Ini Justru Cepat Rusak Jika Disimpan dalam Kulkas!
Jika berlebihan, sperma bisa sulit untuk menembus vagina dan memasuki rahim.
Akibatnya, peluang hamil pun bisa menurun jika infeksi dan peradangan ini tidak segera diobati.
Selain menurunkan peluang hamil, trikomoniasis juga bisa menjadi masalah jika dialami oleh ibu hamil.
Dilansir Healthline, ada peningkatan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Dalam kasus yang jarang, infeksi juga dapat ditularkan ke bayi selama proses persalinan.
Untuk pengobatan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter kandungan.
(*)