Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Fistula vagina adalah lubang abnormal yang menghubungkan vagina dengan organ lain, seperti kandung kemih, usus besar, atau rektum.
Dokter mungkin menggambarkan kondisi tersebut sebagai lubang di vagina yang memungkinkan tinja atau urin keluar melalui vagina wanita.
Fistula vagina dapat berkembang sebagai akibat dari cedera, pembedahan, infeksi, atau pengobatan radiasi.
Apa pun penyebab fistula, kamu mungkin perlu menutupnya oleh ahli bedah untuk mengembalikan fungsinya normal.
Dilansir Grid.ID dari Mayo Clinic, terdapat beberapa jenis fistula vagina:
Baca Juga: Hei Wanita! Dokter Ini Beberkan Kentut dari Vagina Bahaya atau Tidak, Simak Faktanya
Fistula vesikovaginal
Ini juga disebut fistula kandung kemih.
Lubang ini terjadi di antara vagina dan kandung kemih, serta merupakan jenis yang paling sering ditemui dokter.
Fistula ureterovaginal
Jenis fistula ini terjadi ketika lubang abnormal berkembang antara vagina dan saluran yang membawa urin dari ginjal ke kandung kemih (ureter).
Fistula uretrovaginal
Dalam jenis fistula, ini juga disebut fistula uretra, pembukaan terjadi antara vagina dan saluran yang membawa urin keluar dari tubuh (uretra).
Fistula rectovaginal
Pada jenis fistula ini, bukaan berada di antara vagina dan bagian bawah usus besar (rektum).
Baca Juga: Inilah 5 Alasan Kenapa Miss V selalu Basah, Bisa Jadi Tanda Tumor Jinak Loh, Waspada!
Fistula kolovaginal
Dengan fistula kolovaginal, pembukaan terjadi antara vagina dan usus besar.
Fistula enterovaginal
Pada fistula jenis ini, bukaannya berada di antara usus halus dan vagina.
Fistula vagina biasanya tidak terasa sakit, tetapi dapat menyebabkan beberapa masalah yang memerlukan perawatan medis.
Jika kamu memiliki fistula vesikovaginal (lubang antara vagina dan kandung kemih), urin akan terus-menerus bocor dari kandung kemih ke dalam vagina.
Ini bisa membuat kamu tidak bisa mengontrol buang air kecil.
Selain itu, area genital mungkin terinfeksi atau sakit, serta kamu bisa merasakan nyeri saat berhubungan.
Dikutip dari laman Web MD, adapun gejala fistula vagina lainnya meliputi:
· Demam
· Sakit perut
· Diare
· Penurunan berat badan
· Mual
· Muntah
Baca Juga: Dijamin Ampuh! Ini 7 Makanan yang Bisa Mengatasi Bau Vagina, Mulai dari Ubi sampai Yogurt
Fistula vagina paling sering disebabkan karena hal-hal:
· Persalinan
· Operasi perut (histerektomi atau operasi caesar)
· Kanker panggul, serviks, atau usus besar
· Pengobatan radiasi
· Penyakit usus seperti crohn atau divertikulitis
· Infeksi (termasuk setelah episiotomi atau robekan yang dialami saat melahirkan)
· Cedera traumatis, seperti kecelakaan mobil
Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul dan menanyakan riwayat kesehatan untuk mengetahui apakah memiliki faktor risiko fistula, seperti operasi baru-baru ini, infeksi, atau radiasi panggul.
Dokter mungkin juga melakukan beberapa tes, yaitu:
1. Tes pewarna
Dokter akan mengisi kandung kemih dengan larutan pewarna.
Mereka akan meminta kamu untuk batuk atau menahan diri.
Jika kamu memiliki fistula vagina, pewarna akan bocor ke dalam vagina.
2. Sistoskopi
Dokter menggunakan alat tipis yang disebut cystoscope untuk melihat ke dalam kandung kemih dan uretra untuk mencari tanda-tanda kerusakan.
3. Sinar X
Retrograde pyelogram: Ini adalah tes khusus di mana pewarna disuntikkan melalui kandung kemih ke dalam ureter.
X-ray dapat menunjukkan apakah ada kebocoran antara ureter dan vagina.
Fistulogram: Ini adalah gambar sinar-X dari fistula. Tes ini dapat menunjukkan kepada dokter apakah kamu memiliki satu atau banyak fistula dan jika organ panggul lain mungkin terlibat.
4. Sigmoidoskopi fleksibel
Dokter melihat anus dan rektum dengan sigmoidoscope (tabung tipis dan fleksibel dengan kamera video kecil di ujungnya).
5. CT urogram
Kamu memiliki pewarna yang disuntikkan ke pembuluh darah dan CT scan membuat gambar vagina dan saluran kemih.
6. MRI panggul
Medan magnet dan gelombang radio mengambil gambar detail dari rektum dan vagina untuk membantu menunjukkan detail fistula rektovaginal.
(*)