Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Hasil tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) acap kali membuat sebagian orang sensitif.
Profesi yang masih dianggap primadona di beberapa kalangan masyarakat itu, lagi-lagi membuat oknum nekat melakukan segala cara.
Seperti yang tengah terjadi di Papua baru-baru ini misalnya.
Melansir informasi dari Kompas.com pada Sabtu (29/8/2020), massa yang merasa tak terima dengan hasil tes CPNS nekat melakukan pembakaran kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
Tanpa basa-basi sejumlah massa dikabarkan telah membakar Kantor Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Kantor Pelatihan Kabupaten di Mamberamo Raya, Papua.
Ya, hal ini bermula dari ketidakterimaan massa terhadap hasil tes CPNS tahun 2018 lalu.
Menurut Humas Polda Papua Kombes AM Kamal peristiwa tersebut bermula sekitar pukul 10.00 WIT.
Pada Jumat (28/8/2020) sejumlah massa mulai berdatangan ke Kantor BKD di Distrik Kasonaweja.
Setibanya di kantor BKD, massa mulanya hendak menemui panitia penyelenggara tes CPNS.
Namun, dikarenakan tidak ada yang mau menemui mereka, akhirnya masa merasa kecewa dan tersulut emosi.
"Sebenarnya aksi pembakaran ini bisa kami cegah. Namun, pihak panitia penyelenggara tes CPNS ini tidak pernah memberikan kami informasi terkait kapan pengumuman akan dilaksanakan," jelas Kamal.
"Sehingga kami pihak kepolisian baru mengetahui setelah adanya mobilisasi massa dalam jumlah besar menuju ke kantor BKD," imbuhnya.
Baca Juga: Seorang Suami Bakar Istrinya Hidup-hidup, Bermula dari Ajakan Makan Bersama Ditolak
Tak hanya membakar kantor BKD, massa dikabarkan juga merusak kantor KPU.
Sejumlah kaca di kantor KPU dikabarkan pecah akibat terkena lemparan batu dari massa.
Lebih lanjut melansir informasi dari Antaranews.com, Humas Polda Papua Kombes AM Kamal menyayangkan adanya kejadian ini.
Sebab kerusakan yang diakibatkan masa itu sebenarnya dapat dicegah dan diselesaikan dengan kepala dingin apabila BKD Kabupaten Mamberamo Raya berkoordinasi sebelumnya.
Sehingga antisipasi terkait aksi anarkis dari massa dapat ditangani dan diamankan.
"Pihak kepolisian baru tahu setelah ada mobilisasi massa yang bergerak dari Kasonaweja ke Burmeso. Hal ini cukup kita sayangkan karena merugikan. Jika ada hal yang patut dibicarakan sebaiknya dilakukan," tuturnya.
(*)