Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Siapa yang tak kenal dengan aktor Chadwick Boseman yang sangat ikonik sebagai superhero Black Panther di semesta sinematik Marvel?
Ia dikabarkan meninggal pada Jumat (28/8/2020) karena kanker.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, media sosial Twitter dipenuhi sejumlah tagar seperti Chadwick Boseman, wakanda forever, civil war, avenger, dan Jackie Robinson menjadi trending.
Boseman meninggal dalam usia 43 tahun karena penyakit kanker yang dideritanya.
Juru bicara Nicki Fioravante mengatakan kepada AP, Boseman meninggal di rumahnya di daerah Los Angeles.
Dia didampingi istri dan keluarganya pada saat-saat terakhirnya.
Dalam sebuah pernyataan, keluarganya juga mengatakan bahwa Boseman didiagnosis menderita kanker usus besar 4 tahun lalu.
“Dia adalah seorang pejuang sejati, Chadwick bertahan melalui itu semua, dan menghadirkan banyak film yang sangat Anda sukai,” kata keluarganya.
Berbicara tentang kanker usus besar atau kanker kolorektal, merupakan jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon), atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum).
Kanker ini bisa dinamai kanker kolon atau kanker rektum, tergantung pada lokasi tumbuhnya kanker.
Diberitakan melalui Tribun Cirebon, kebanyakan kanker kolorektal bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum.
Namun, tidak semua polip akan berkembang menjadi kanker kolorektal.
Kemungkinan polip berubah menjadi kanker juga tergantung kepada jenis polip itu sendiri.
Terdapat 2 jenis polip di usus besar, yaitu:
Polip adenoma
Jenis polip ini yang dapat berubah menjadi kanker, karena itu adenoma juga disebut kondisi pra kanker.
Polip hiperplastik
Polip jenis ini lebih sering terjadi dan biasanya tidak menjadi kanker.
Selain tergantung pada jenis polip, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi perubahan polip menjadi kanker kolorektal, seperti ukuran polip yang lebih besar dari 1 cm, terdapat lebih dari 2 polip di kolon atau rektum, atau bila ditemukan displasia (sel abnormal) setelah polip diangkat.
Gejala kanker kolorektal
Gejala kanker kolorektal seringkali dirasakan oleh pasien ketika kanker sudah berkembang jauh.
Jenis gejalanya tergantung kepada ukuran dan lokasi tumbuhnya kanker.
Beberapa gejala yang dapat muncul, antara lain:
Diare atau konstipasi
Buang air besar yang terasa tidak tuntas
Darah pada tinja
Baca Juga: Mengenal Labia, Bagian Organ Intim Wanita yang Disebut Bisa Berubah Bentuk dan Warna, Unik Banget!
Mual
Muntah
Perut terasa nyeri, kram, atau kembung
Tubuh mudah lelah
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
Baca Juga: Jangan Asal-asalan, Mencukur Rambut di Area Miss V Ada Aturannya Agar Tak Infeksi
Pada tahap awal, gejala kanker kolorektal sering tidak terasa.
Karena itu, pemeriksaan secara rutin patut dilakukan untuk berjaga-jaga.
Para ahli menerangkan bahwa dengan membuat perubahan gaya hidup dapat mencegah sekitar 70 persen berkembangnya kanker usus besar.
Untuk melindungi diri dari ancaman kanker tersebut, sudah saatnya kamu membuat rencana dan program diet yang tepat, khususnya dengan mengonsumsi beberapa makanan.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, berikut ini beberapa makanan dan minuman dipercaya menjadi musuh utama kanker kolon:
Kacang, lentil, kacang polong, dan makanan lain yang tinggi kadar folat
Perbanyak makanan seperti yang telah disebutkan di atas jika salah satu anggota keluarga kamu mengidap kanker kolorektal.
Selain kaya dengan serat, makanan tersebut juga tinggi kandungan folat dan vitamin B yang melindungi sel DNA dari kerusakan.
Baca Juga: Pria Wajib Tahu! Inilah 10 Makanan untuk Mengatasi Ejakulasi Dini, Mulai dari Bayam sampai Pisang
Menurut sebuah studi dari Harvard University yang melibatkan hampir 89.000 wanita diketahui bahwa mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal yang mengonsumsi lebih dari 400 mcg (mikrogram) folat setiap hari, berisiko 52 persen lebih rendah mengidap kanker kolorektal ketimbang wanita yang mengkonsumsi hanya 200 mcg folat sehari.
Kamu bisa mendapatkan sekitar 100 sampai 150 mcg hanya dengan makan secangkir buncis atau bayam matang.
Satu buah jeruk berukuran sedang juga mengandung sekitar 50 mcg.
Susu
Susu memiliki peran sangat vital dalam membangun pertumbuhan tulang yang kuat.
Tapi tidak banyak yang tahu bahwa susu juga dapat membantu melindungi kamu dari kanker usus besar.
Riset yang melibatkan lebih dari setengah juta orang menunjukkan bahwa minum setidaknya secangkir susu setiap hari dapat menurunkan risiko kanker usus besar dan rektum sekitar 15 persen.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat! Jumat-Sabtu Laksanakan Puasa Tasua dan Asyura, Begini Niat dan Keutamaannya
Sementara, mereka yang minum lebih dua gelas sehari, risikonya menurun 12 persen.
Sebuah rekomendasi menganjurkan, seseorang harus memenuhi setidaknya 250 mililiter susu sehari.
Mengingat lemak jenuh terkait dengan pertumbuhan tumor, maka akan lebih baik jika kamu memilih susu rendah lemak atau susu skim.
Sayuran dari keluarga Cruciferous
Jenis sayuran yang dimaksud antara lain brokoli, kubis, kembang kol, lobak.
Sayuran kelompok ini merupakan pelawan kanker paling kuat karena mengandung berbagai senyawa yang mampu mengusir kanker, yang merusak sel DNA.
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa orang yang makan sayuran 50 persen memiliki risiko lebih rendah mengidap kanker usus besar ketimbang mereka yang makan dalam jumlah sedikit.
Kamu harus memenuhi setidaknya empat setengah cangkir (125 mililiter) porsi setiap minggu.
Baca Juga: Pria Wajib Coba Nanti Malam! Cuma Bikin Obat Kuat Alami dari Kunyit Ini, Dijamin Istri ‘Minta Lagi’
Gandum, buah-buahan, dan sayuran tinggi serat
Meski tidak ada penelitian yang secara pasti dapat membuktikan manfaat serat untuk mencegah kanker kolon, tetapi para ahli masih mendorong agar seseorang makan lebih dari 15 gram serat setiap harinya.
Mengapa demikian?
Karena serat dapat dengan cepat membantu makanan melewati sistem pencernaan, sehingga bila ada makanan yang bersifat karsinogen, makanan itu tidak berlama-lama tinggal di saluran pencernaan.
Sebuah riset berskala besar European Prospective Investigation of Cancer and Nutrition (EPIC) menunjukkan bahwa orang yang makan banyak serat, 40 persen lebih kecil kemungkinan mengembangkan kanker usus besar.
Baca Juga: Hei Wanita! Dokter Ini Beberkan Kentut dari Vagina Bahaya atau Tidak, Simak Faktanya
Kunyit
Kunyit adalah jenis rempah-rempah yang cukup banyak dikenal dan sering digunakan sebagai bumbu masakan.
Warna kuning alami dalam kunyit yang disebut curcumin, dipercaya sebagai agen anti kanker dan memiliki efek anti-inflamasi (meredam peradangan yang yang dianggap berkontribusi untuk pertumbuhan tumor).
Curcumin juga dapat membantu membersihkan karsinogen dalam tubuh sebelum merusak sel DNA dan membantu memperbaiki kerusakan sudah terjadi.
Penelitian di laboratorium menunjukkan rempah-rempah ini juga membantu menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Tidak ada rekomendasi yang dianjurkan, namun kamu hanya perlu untuk menggunakannya lebih sering dalam campuran masakan.
Ikan dan ayam
Berbagai riset menunjukkan bukti hubungan antara konsumsi daging merah dan risiko kanker usus besar.
Tapi kamu tidak perlu takut untuk mengonsumsi daging, karena daging ayam dan ikan bisa menjadi pilhan alternatif.
Hasil dari penelitian dari EPIC menunjukkan bahwa makan sedikitnya 300 g ikan (dua atau tiga porsi) seminggu dapat menurunkan risiko kanker usus sebesar 30 persen.
Temuan ini tidak begitu mengejutkan.
Jika kamu memilih ikan berlemak seperti salmon atau makarel, secara langsung kamu akan mendapatkan asam lemak omega 3 lebih banyak yang membantu mengurangi peradangan pada usus.
Jika kamu tidak terlalu suka makan ikan, coba ayam.
Baca Juga: Mengenal Trikomoniasis, Penyakit Seksual yang Bisa Bikin Susah Punya Anak sampai Bayi Lahir Prematur
Studi menunjukkan bahwa konsumsi daging ayam tidak seperti daging merah, karena tidak secara aktif memicu kanker usus besar.
Ingat, sebagian besar lemak ayam terdapat di kulit, sehingga sangat disarankan untuk membuang kulit ayam sebelum dimasak.
Bawang putih dan bawang merah
Baik bawang putih dan bawang merah mengandung sulfida, yang membantu untuk membersihkan zat karsinogen dan sel kanker.
Riset menunjukkan, wanita yang mengkonsumsi 1-2 siung bawang putih per minggu memiliki risiko 32 persen lebih rendah terkena kanker usus besar ketimbang wanita yang jarang makan bawang putih.
Baca Juga: Salah Kaprah, 7 Makanan Ini Justru Cepat Rusak Jika Disimpan dalam Kulkas!
Menurut sebuah studi yang meneliti konsumsi buah dan sayur di antara lebih dari 650 orang di Australia Selatan menunjukkan bahwa peserta yang sering makan bawang risiko mengidap kanker kolon berkurang menjadi 52 persen.
Makan beberapa siung bawang putih dan sekitar setengah cangkir (125 mL) bawang setidaknya beberapa kali seminggu dapat membantu menurunkan risiko kanker.
Teh hitam dan teh hijau
Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa senyawa dalam teh membantu menonaktifkan agen penyebab kanker.
Bahkan senyawa tersebut juga mampu menghalangi pertumbuhan sel kanker.
Di antara lebih dari 35.000 perempuan yang terlibat dalam Lowa Women Health Study menunjukkan, mereka yang minum dua cangkir atau lebih teh setiap hari hampir 30 persen lebih rendah terserang kanker usus ketimbang mereka yang jarang minum teh.
(*)