Find Us On Social Media :

Seolah Khianati RI, Pecatan TNI Habisi Petugas KPU Yahukimo hingga Jual Amunisi ke KKB, saat Beraksi Masih Berani Pakai Celana Loreng Khas Prajurit Kebanggaan Bangsa

By Novita, Minggu, 30 Agustus 2020 | 09:20 WIB

Foto Kiri Peti jenazah Henry Jovinski saat akan dibawa ke peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Rewulu Wetan, Sidokarto, Godean, Sleman, kanan tersangka pelaku pembunuhan.

Grid.ID - Pelaku pembunuhan starf KPUD, Hendry Jovinski di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada 11 Agustus 2020 akhirnya terungkap.

Hampir tiga pekan pencarian, polisi akhirnya mengungkap identitas pelaku pembunuhan petugas KPU Yahukimo tersebut.

Ternyata pelaku pembunuhan petugas KPU Yahukimo merupakan pecatan TNI yang dipecat lantaran jual amunisi ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB).

Bahkan, saat melakukan aksi pembunuhannya, pelaku masih tampak terlihat mengenakan celana loreng khas prajurit kebanggaan bangsa.

Baca Juga: Bak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga! Usai Dikhianati Anggotanya, Panglima KKB OPM Hengky Wamang yang Tewas Ditembak TNI-Polri Ditinggalkan Pasukannya yang Menyelamatkan Diri Masing-masing

Meski belum tertangkap, tetapi identitas pelaku sudah dikantongi oleh pihak kepolisian Papua.

Melansir dari laman Kompas.com, tersangka pelaku pembunuhan Hendry Jovinski ialah Ananias Yalak alias Senat Soll.

"Untuk tersangka sementara belum tertangkap. Namun, sudah ada indikasi kuat terhadap pelaku yang atas nama Ananias Yalak alias Senat Soll. Ciri-ciri pelaku didapatkan dari hasil pemeriksaan saksi berinisial KM." ujar Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw melalui rilis, Jumat (28/8/2020).

KM merupakan rekan Hendry yang juga menjadi korban penusukan menyebut pelaku berambut gimbal dan mengenakan celana loreng khas TNI.

Baca Juga: Nahas, Niat Hati Kembali ke NKRI, Mantan Anggota KKB Ini Tertembak Senjatanya Sendiri Saat Akan Serahkan ke Prajurit TNI

Berdasarkan ciri yang diungkap KM terungkap sosok Ananias Yalak yang merupakan pecatan TNI lantaran menjual amunisi kepada KKB.

"Memang tersangka utama merupakan pecatan anggota TNI atas kasus penjualan amunisi, dan yang bersangkutan telah diproses secara hukum dan dipecat," kata Kasdam XVII Cenderawasih Brigjen Bambang Trisnohadi.

Tak ayal pihak TNI akan turut mengusut kasus pembunuhan petugas KPU tersebut.

"Kami dalam hal ini TNI mendukung Polri dalam mengungkap kasus ini. Karena atas kasus ini mengganggu kondusifitas masyarakat Yahukimo. Kami jajaran TNI yang ada di Yahukimo siap membantu Polri," imbuh Bambang.

Baca Juga: Tak Punya Adab! Anggota KKB Papua Pimpinan Goliat Tabuni Nekat Tembak dan Mutilasi Seorang Petani Hanya Gegara Hal Sepele

Sebelumnya diberitakan staf KPU Yahukimo, Hendry Jovinski meninggal dunia usai dibacok orang tak dikenal di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua pada Selasa (11/8/2020).

Kala itu Hendry tengah berboncengan mengendarai sepeda motor bersama temannya, yakni KM dalam perjalanan kembali ke Dekai usai mengantar obat untuk rekannya, KP.

Usai melintasi Jalan Gunung, tepatnya di atas Jembatan Kali Teh, KM dan Korban diadang pria bercelana loreng dan berambut gimbal memegang dua pisau/sangkur.

Pria tersebut menanyakan KTP Hendry dan KM tapi langsung menusuk punggung korban hingga berpulang untuk selamanya.

Baca Juga: Penembak Jitu Kebanggaan Anggota KKB Lekagak Telenggen Tewas Saat Baku Tembak Dengan TNI-Polri, Senapan Laras Panjangnya Bikin Kapolda Papua Heran

Sebagaimana diketahui, hubungan antara TNI/Polri dan masyarakat yang ada di Papua dengan KKB telah lama tidak berjalan baik.

KKB Papua merupakan kelompok separatis yang kerap meneror TNI-Polri maupun masyarakat di Papua.

Melansir dari laman Tribunnews Wiki, KKB yang berorganisisasikan papua merdeka (OPM) ingin memisahkan diri dari Indonesia.

Gerakan tersebut dilarang lantaran memicu perpecahan akibat kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang seolah berkhianat dengan RI (Republik Indonesia).

Baca Juga: Sosok Tandi Kogoya, Anggota KKB yang Disebut Paling Nekat Menyusup Ketatnya Penjagaan Kantor PT Freeport Indonesia Sampai Tewaskan WNA

Sejak awalnya OPM menempuh jalur dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, hingga dilakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua.

Bahkan, tak hanya memiliki bendera Bintang Kejora dan simbol dan lambang lain dari kesatuan Papua, mereka juga mempunyai lagu kebangsaan, yakni "Hai Tanahku Papua".

OPM juga memiliki sayap militer, yakni organisasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). (*)