Grid.ID - Dulu kodang di dunia entertainment, pesulap Romy Rafael tampak jarang tampil di layar TV.
Ternyata ada alasan di balik kemunculan Romy Rafael yang belum lama ini diungkapkan pada Deddy Corbuzier.
Di hadapan Deddy Corbuzier, Romy Rafael menyinggung soal idealisme sebagai pesulap hingga singgung citra Uya Kuya.
Sebagaimana diketahui, nama Romy Rafael sempat sangat populer di televisi di awal tahun 2000-an.
Namun, kini namanya tak lagi muncul bak hilang ditelan bumi.
Dalam Podcast Deddy Corbuzier, Jumat, (28/08) Romy mengungkapkan alasannya.
"Karena semuanya sudah I do it akhirnya mau ngapain lagi?
Akhirnya doing something yang secara keilmuannya enggak mungkin disentuh yaitu bakar tisu supaya akhirnya keluarin uneg-uneg," ujar Romy.
Teknik hipnotis untuk mengeluarkan uneg-uneg itu murni hanya untuk mendapatkan rating penonton.
Romy Rafael kemudian menjelaskan mengapa teknik hipnotis atau hipnoterapi seperti itu tidak mungkin diterapkan secara keilmuan.
"Karena secara keilmuannya enggak bisa, seperti dokter menghidupkan orang mati, enggak bisa.
Kalau ada keilmuan bisa keluarin uneg-uneg, KPK seharusnya pakai," ucap Romy.
Tak lama kemudian Deddy Corbuzier pun menyebutkan nama Uya Kuya yang mengubah persepsi hipnotis di dunia hiburan Tanah Air menjadi seperti sekarang ini.
"Terima kasih sudah disebutin," sahut Romy Rafael sambil tersenyum. Selain membicarakan pergeseran persepsi, Romy Rafael juga berbagi cerita tentang penolakan kontrak iklan lantaran idealismenya terhadap dunia hipnotis.
"Dibilang 'gila juga ya, berani tolak kontrak'. Gara-garanya pasang logo minumannya di font-nya hipnotis, 'o'-nya jadi ada logonya. Padahal sudah ngomongin storyboard," kata Romy.
Pemilik nama asli Romy Tunggul Widodo ini juga pernah menolak iklan rokok hingga obat sakit kepala karena tidak sesuai dengan prinsipnya.
"Tawaran iklan rokok juga pernah ditolak, iklan rokok lho.
Iklan obat sakit kepala, hipnoterapi kan enggak pakai obat, dulu pernah juga gue tolak juga. 'Ini storyboard-nya'," ungkap Romy Rafael.
Deddy Corbuzier lalu menanyakan apakah penolakan iklan tersebut sangat berpengaruh terhadap finansial Romy Rafael.
"Apakah itu tidak merugikan lu secara finance? I know, lu tidak dengan itu, lu hidup.
Tapi maksudnya kan, you can get more ketika lu menurunkan sisi idealisme," ujar Deddy.
Romy Rafael tetap teguh pada prinsip dan citra hipnotis yang sudah ia bangun sejak awal kariernya.
Ia bahkan khawatir suatu saat iklan-iklan tersebut menjadi bumerang jika dirinya tak menerapkan idealisme seperti sekarang ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Romy Rafael Bicara soal Sulap dan Hipnotis yang Disalahgunakan dalam Acara Televisi (*)