Find Us On Social Media :

Membongkar Teka-teki Katanya Setelah Kuret Jadi Susah Hamil? Begini Penjelasan Ahli!

By Devi Agustiana, Sabtu, 5 September 2020 | 10:05 WIB

Ilustrasi. Proses kuret pasca keguguran kerap menjadi momok bagi perempuan. Tak sedikit yang percaya jika pasca melakukan proses itu, ibu akan sulit hamil. Benarkah?

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID – Kehadiran buah hati menjadi dambaan banyak pasangan suami istri.

Pasalnya dengan kehadiran anak, akan menambah keharmonisan rumah tangga.

Namun, segala sesuatu memang tak bisa dipastikan kejadiannya.

Misalnya sang istri mengalami keguguran, padahal kehadiran anak sudah sangat dinantikan.

Baca Juga: Disuruh Minum Minuman Keras saat Berusaha Sembunyikan Kehamilan dari Publik, Mariah Carey Ogah Bela Ellen DeGeneres

Keguguran menjadi momen yang begitu menyedihkan bagi para ibu.

Terutama bagi yang baru saja ingin memiliki anak, tak sedikit ibu yang justru mengalami keguguran.

Menurut dr Judi Januadi Endjun, SpOG, Subbagian Fetomaternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSPAD Gatot Subroto, keguguran yang terjadi pada kehamilan di bawah 6 minggu umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom, hal ini memerlukan pembuktian analisis genetic.

Bila kegugurannya sudah lengkap, memang tidak perlu dikuret.

Baca Juga: Waduh! 7 Makanan Ini Ternyata Bisa Gugurkan Kandungan di Trimester Awal, Mulai dari Telur sampai Pepaya

Tindakan kuret hanya dilakukan bila masih ada sisa kehamilan yang cukup banyak, atau masih terjadi perdarahan banyak.

Keguguran bisa disebabkan karena berbagai hal.

Mulai dari kelelahan, makanan yang salah, atau bayi yang mendadak tidak bisa berkembang di dalam rahim.

Biasanya saat keguguran, ibu mau tidak mau harus menjalani kuret untuk mengeluarkan janin dari dalam perut.

Baca Juga: Pantas Saja Sering Gagal! Ternyata Begini Rumus Menghitung Masa Subur Wanita, Dijamin Langsung Positif  

Banyak orang yang beranggapan setelah melakukan kuret akan mengalami sulit hamil.

Benarkah pendapat demikian?

Namun jangan khawatir, ternyata hal tersebut tidaklah benar.

Dilansir Grid.ID dari Healthline via Nakita, WHO menyarankan ibu harus menunggu 6 bulan untuk bisa hamil kembali usai melakukan kuret.

Baca Juga: Ngeri! Raisa Mengaku Pernah Alami Baby Brain, Sindrom Ibu Hamil yang Bikin Lupa sampai Susah Membaca

Pasalnya jika ibu hamil kembali sebelum 6 bulan setelah melakukan kuret, maka hal buruk akan mudah terjadi.

Salah satunya ibu rentan mengalami risiko anemia.

Akan tetapi, American College of Obstetrics and Gynaecology (ACOG) tidak sependapat dengan studi dan rekomendasi tersebut.

Menurut ACOG, jarak kehamilan setelah keguguran tak perlu menunggu sampai enam bulan.

Baca Juga: Penting! Ikuti 4 Cara Ini Agar Peluang Hamil Lebih Besar, Salah Satunya Harus Jaga Berat Badan

Lantas, kapan wanita bisa hamil lagi setelah keguguran?

"Minimal butuh waktu tiga bulan sampai ibu siap hamil lagi," jelas Dokter Bima.

Bima menjelaskan dalam rentang waktu tiga bulan, kondisi rahim diharapkan sudah pulih sempurna.

Salah satu cara yang paling ampuh untuk bisa cepat hamil setelah kuret adalah kondisi fisik dan juga mental ibu.

Baca Juga: Ibu Hamil Jangan Coba-coba Konsumsi 6 Makanan Ini Jika Tak Mau Malapetaka Terjadi, Terutama Usia Kehamilan 9 Bulan!

Jika mental ibu mengalami gangguan setelah kuret maka hal tersebut akan membuat lebih lama hamil kembali. 

Diwartakan melalui laman Kompas.com pula, setelah dilakukan kuret, rahim juga akan terjadi proses penyembuhan.

Kalau sudah haid lagi maka bisa dikatakan sudah sembuh sempurna, yang artinya sudah subur lagi dan bisa segera hamil.

Akan tetapi, kalau tidak haid pasca kuret, kita harus hati-hati.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Ingin Menikah Tahun Depan, Ini Kriteria Pria Idamannya!

Apakah terjadi proses infeksi sehingga rahimnya menempel atau memang sudah hamil lagi.

Untuk mencegah berulangnya keguguran, lakukan kebiasaan hidup sehat, misalnya tidak merokok, tidak mengonsumsi junk food, tidak mengonsumsi alkohol, dan menghindari zat kimia berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Segera berkonsultasi dengan dokter kandungan, misalnya melakukan pemeriksaan USG vagina untuk melihat apakah ada kelainan organ kandungan, biakan kuman dari vagina, pap's smear untuk mendeteksi kelainan mulut rahim, serta analisis sperma oleh spesialis andrologi.

(*)