Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Tak salah jika julukan 'musisi legendaris' disematkan pada Iwan Fals.
Bagaimana tidak? Di usia yang hampir memasuki usia kepala enam, pelantun lagu 'Aku Bukan Pilihan' ini tak mengurangi sedikit pun produktivitasnya dalam bermusik.
Meskipun teknisnya berbeda karena pandemi covid-19 yang memengaruhi cara kerja musisi, Iwan Fals menyebut masih bisa dan akan menciptakan lagu di masa yang akan datang.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-59, Iwan Fals Senang Beberapa Karyanya Diadaptasi ke dalam Bentuk Novel
"Iya saya akan terus bikin album. Kan bikin lagu di buku harian lah saya catat apa yang terjadi, selalu saya bikin".
"Apalagi sekarang kan informasi di handphone," kata Iwan dikutip Grid.ID dalam jumpa pers virtual peluncuran buku 'Air Mata Api' karya Piter Abdullah Redjalam, Kamis (3/9/2020).
"Gak perlu macet (ke studio), di laptop bisa rekaman," sambungnya.
Saking produktifnya, Iwan bisa menciptakan lagu di waktu sebelum matahari terbit.
"Itu selalu saya bikin. Abis subuh saya selalu kumpulin. Ya gak tahu nanti Cikal (tim Tiga Rambu Management sekaligus anak Iwan Fals) mau diapain," tuturnya.
"Ya udah gue bikin aja karena kan pandemi tim saya macet semua, band semua gak bisa konser, saya gak bisa nyanyi," tambahnya.
Baca Juga: Namanya Dipakai dalam Kasus Pencurian Motor di Jember Jawa Timur, Iwan Fals: Mungkin Kepepet..
"Mau gak mau, saya harus balik lagi ke dalam. Ternyata hikmahnya bisa lebih fokus lagi," ungkapnya.
Iwan Fals tak ingin banyak berkomentar menyoal kandungan estetis buku yang diadaptasi dari lagunya.
"Saya gak mau banyak komentar karena kesenian itu seperti gelas yang dilempar ke lantai, pecahannya kita gak terduga," ujarnya.
Menceritakan sedikit, Cikal menyebut bahwa buku yang diluncurkan sudah pasti berjenis sastra dari berbagai kisah lagu-lagu lawas sang legenda.
“Novelnya tuh ada 12 lagu di situ, tiap lagu ada ceritanya sendiri ada pakai quote. Menurut aku, tulisannya kayak lebih ke sastra,” ungkap Cikal.
Iwan cukup tak menyangka karyanya diangkat dalam bentuk sastra.
Karena dirinya sempat lama tak membaca buku yang cukup serius dan lebih sering bermain media sosial.
Baca Juga: Via Vallen hingga Iwan Fals Terima Royalti Tahunan di Hari Musik Nasional 2020
“Bacaan cukup serius udah lama (gak baca), pas kuliah lah. Sekarang males apalagi pas reformasi banyak banget” ujarnya
“Akhirnya kok malah jadi gak ngerti apa-apa ya? Tapi karena ada pekerjaan ini dan ada hubungannya sama ekspresi, saya mau gak mau,” ungkapnya.
Selain berkaitan dengan karyanya, Iwan pun takjub dengan daya imajinsi yang dibawakan penulis meskipun hanya ditransformasikan melalui liriknya.
“Saya pikir, wah ini gila juga ya. Saya di ajak ke tahun 1967 waktu itu gara Juki itu salah satu di novel berarti ditarik 67-16 itu 51, padahal saya dibuat lagu itu tahun 81 71 88 gitu, kok bisa gitu ya imajinasi itu seperti itu,” kata Iwan.
“Ya saya senang sekali, coba baca yang tadinya malas itu kan kok seru juga ya,” ujarnya.
Adapun lagu-lagu Iwan Fals yang menginspirasi pembuatan novel ‘Air Mata Api’ ini di antaranya: Berandal Malam di Bangku Terminal, Rindu Tebal, Azan Subuh Masih di Teling, Nak, Ujung Aspal Pondok Gede, Do’a Istri Seorang Bromocorah, Antara Aku dan Bekas Pacarmu, Sugali, Ada Lagi yang Mati, Jangan Tutup Dirimu, Air Mata Api, dan Aku Antarkan.
(*)