Laporan Wartan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals, ceritakan pengalamannya berakting bersama legenda film Indonesia Sophan Sophiaan.
Punya pengalaman yang tak terlupakan, Iwan Fals ternyata pernah kena omel di set film Damai Kami Sepanjang Hari yang rilis pada 1985.
Iwan Fals menceritakan soal film ini karena untuk jangka panjang, buku 'Air Mata Api' karya Peter Abdullah Redjalam yang terinspirasi dari lagu-lagunya juga akan diangkat ke layar lebar.
Baca Juga: Kangen dengan Suasana Konser, Iwan Fals: Silaturahmi Itu Tak Ternilai..
"Saya dulu pernah bikin film bareng Sophan Sophiaan, oke filmku jadi. Tapi ada satu kejadian menarik," buka Iwan dikutip Grid.ID dalam jumpa pers virtual peluncuran novel 'Air Mata Api', Kamis (3/9/2020).
"Saya penyanyi kan, dateng telat, gak tahu apa yang terjadi, dibentak saya dimaki-maki, 'Wah superstar inininininini'. (Saya bilang) 'Waduh kok dimarah-marahin ini hahaha'," kenangnya penuh tawa.
Dari pengalaman ini, Iwan cukup belajar keharmonisan dalam mengerjakan sesuatu.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-59, Iwan Fals Senang Beberapa Karyanya Diadaptasi ke dalam Bentuk Novel
"Kamu ini gak ngejar matahari ini matahari ilang'. (Dalam hati) ‘Kok gitu ya kerja’, semuanya berhubungan," ungkapnga
"Alam, orang lain, disiplin, terus naskah saya lupa juga, dibikin kacau semua. Berarti harus belajar segala macem, ini kan kerja yang ‘haduuuh’. Tiba-tiba saya denger itu ke depannya ada rencana film," ucapnya.
Menceritakan sedikit, Cikal, tim Tiga Rambu Management sekaligus anak Iwan Fals, menyebut buku yang diluncurkan sudah pasti berjenis sastra dari berbagai kisah lagu-lagu lawas sang legenda.
“Novelnya tuh ada 12 lagu di situ, tiap lagu ada ceritanya sendiri ada pakai quote. Menurut aku tulisannya kaykak lebih ke sastra,” ungkap Cikal.
Iwan cukup tak menyangka karyanya diangkat dalam bentuk sastra, karena dirinya sempat lama tak membaca buku yang cukup serius dan lebih sering bermain media sosial.
“Bacaan cukup serius udah lama (gak baca), pas kuliah lah, sekarang males apalagi pas reformasi banyak banget” ujarnya
Baca Juga: Via Vallen hingga Iwan Fals Terima Royalti Tahunan di Hari Musik Nasional 2020
“Akhirnya kok malah jadi gak ngerti apa-apa ya? Tapi karena ada pekerjaan ini dan ada hubungannya sama ekspresi, saya mau gak mau,” ungkapnya.
Selain berkaitan dengan karyanya, Iwan pun takjub dengan daya imajinsi yang dibawakan penulis meskipun hanya ditransformasikan melalui liriknya.
“Saya pikir wah ini gila juga ya. Saya di ajak ke tahun 1967 waktu itu gara Juki itu salah satu di novel berarti ditarik 67-16 itu 51. Padahal saya dibuat lagu itu tahun 81 71 88 gitu, kok bisa gitu ya imajinasi itu seperti itu,” kata Iwan.
“Ya saya senang sekali, coba baca yang tadinya malas itu kan kok seru juga ya,” ujarnya.
Adapun lagu-lagu Iwan Fals yang menginapirasi pembuatan novel ‘Air Mata Api’ ini diantaranya: Berandal Malam di Bangku Terminal, Rindu Tebal, Azan Subuh Masih di Teling, Nak, Ujung Aspal Pondok Gede, Do’a Istri Seorang Bromocorah, Antara Aku dan Bekas Pacarmu, Sugali, Ada Lagi yang Mati, Jangan Tutup Dirimu, Air Mata Api, dan Aku Antarkan.
(*)