Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Kehadiran anak memang menjadi dambaan banyak pasangan suami istri.
Segala cara dan kasih sayang akan dikerahkan untuk masa depan sang anak kelak.
Namun, apa jadinya kalau yang ditunggu tak kunjung ada.
Istri tak juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Banyak faktor yang memengaruhi hingga pasangan belum juga memperoleh momongan.
Pada beberapa kasus infertilitas atau ketidaksuburan, mungkin dokter akan menyarankan pasangan menjalani proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).
Tercatat beberapa artis dan pasangannya di bawah ini memilih jalan program bayi tabung untuk bisa memiliki momongan.
Cynthia Lamusu dan Surya Saputra
Menutip laman Kompas.com, pasangan Cynthia Lamusu dan Surya Saputra menjadi pasangan yang pernah melakukan program bayi tabung.
Pasalnya, setelah menikan sejak 8 Juni 200 hingga 7 tahun berikutnya, tak juga dikarunia momongan.
Baru pada pernikahan tahun ke-8, doa mereka terjawab.
Cynthia melahirkan sepasang bayi kembar yang diberi nama Tatjana dan Bima pada 20 November 2016.
Tya Ariestya dan Irfan Ratinggang
Tya Ariestya bersama suaminya telah dikaruniai dua putra lewat program bayi tabung.
Putra pertamanya lahir pada 4 Agustus 2016, sedangkan putra keduanya pada 30 April 2019.
Mengutip laman Tribun Solo, ia pernah membeberkan kisaran biaya program bayi tabung yang dijalaninya hingga anak ketiga.
"Total perjalanan IVF ke-3 aku memang lebih menyita dana dibandingkan yang pertama
IVF 1 : 60jt an IVF 2 : 20jt an (tanpa stimulasi) IVF 3 : 100jt an + PGS 50jt
Baca Juga: Gagal Bayi Tabung, Indra Bekti dan Istrinya Ingin Jalani Program Hamil Secara Alami
Kalau boleh saran, jadi buat yang mau program saat ini siapin dana skitar Rp 80 - 120 juta.
Adapun tujuan aku menjabarkan biaya, adalah untuk membantu teman-teman yang akan program, gak ada maksud lain karena pastinya kalau saya bisa hamil normal mah mending uangnya buat beli yang lain.
Tapi alhamdulillah semua selalu ada hikmahnya, intinya janga pernah kecil hati. Percaya kalau rezeki datang dari mana aja," tulis Tya.
Denny Cagur dan Shanty Widiastuti
Komedian Denny Cagur bersama istrinya, Shanty Widihastuti, mulai mengikuti program bayi tabung pada 2019 lalu.
Shanty pun telah mengumumkan dirinya positif hamil pada Agustus 2019.
Namun sayangnya, pasangan yang menikah pada 15 Januari 2006 ini belum jadi dikaruniai anak lagi lantaran Shanty mengalami keguguran.
"Iya (keguguran) karena janinnya enggak berkembang. Karena janinnya sudah 8 Minggu enggak berkembang, akhirnya terpaksa harus dipotong," kata Shanty ditemani Denny Cagur saat diwawancarai di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).
Program bayi tabung merupakan teknologi reproduksi di mana proses pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di luar tubuh sang wanita.
Baca Juga: Tak Jua Dikaruniai Anak Setelah 6 Tahun Menikah, Fitri Carlina Belum Kepikiran Bayi Tabung
Program ini menjadi alternatif bagi pasangan suami istri untuk memperoleh keturunan.
Meski begitu, kehadiran teknologi ini masih diwarnai sejumlah stigma atau pandangan negatif yang beredar di masyarakat.
Dilansir Grid.ID dari Tribunnews, Dr Ivan Sini SpOG , pakar bayi tabung sekaligus CEO klinik bayi tabung Morula IVF Indonesia, menyebutkan lima fakta seputar program bayi tabung:
1. Bayi tabung disebut jadi pilihan terakhir
Ivan mengatakan, masih banyak masyarakat yang menganggap program bayi tabung merupakan opsi terakhir dalam upaya memiliki keturunan.
Akibatnya, banyak pasangan yang lebih memilih pengobatan alternatif untuk memperbaiki kondisi kesuburan.
"Mereka keliling sana-sini untuk mencari solusi lain. Hal ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, namun tidak membuahkan hasil. Padahal faktanya, apabila pasangan tersebut langsung ditangani dengan bayi tabung, maka peluang mereka mendapatkan keturunan lebih cepat" ujarnya.
2. Disebut sulit dan lama
Stigma lainnya adalah prosedur untuk menjalani program bayi tabung sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Faktanya, program bayi tabung hanya membutuhkan waktu dua minggu beserta satu siklus datang bulan saja.
Baca Juga: Telah Melakukan Transfer Embrio, Irwansyah Ceritakan Kondisi Terkini Zaskia Sungkar
"Dulu mikirnya lama, perlu operasi segala macam. Nyatanya hanya dua minggu. Dengan demikian pasutri tidak perlu melakukan cuti atau berhenti bekerja dalam menjalani program bayi tabung ini dan prosesnya sendiri tidak sulit," ujarnya.
3. Angka keberhasilannya disebut rendah
Ivan melanjutkan, masih banyak masyarakat mengaggap angka keberhasilan program ini rendah.
Faktanya, tingkat keberhasilan program bayi tabung di dunia mencapai 32 persen.
"Pasangan yang sulit mendapatkan keturunan tingkat keberhasilan melahirkan secara alamiah atau normal hanya lima persen per bulan. Angka itu bisa meningkat sepuluh kali lipat lewat bayi tabung," jelasnya.
Baca Juga: Terjerat Kasus Penggelapan, Program Bayi Tabung Zaskia Sungkar dan Irwansyah Terganggu
4. Mahal
Banyak pasutri ragu menjalani program tersebut karena menganggap biayanya mahal.
Padahal, jika dibandingkan dengan waktu dan uang yang dihabiskan selama mencari solusi lain tidaklah setimpal.
Ivan menyebut, biaya program bayi tabung di Morula IVF hanya naik sekira 40 persen sejak 1998, dari Rp 50 juta menjadi Rp 70 juta.
"Banyak stigma bahwa program bayi tabung mahal. Nyatanya, sekalipun kurs dollar AS terus naik, biayanya justru kian terjangkau," kata Ivan.
Baca Juga: Awas! Kalap Makan Telur Asin Bisa Bikin Stroke sampai Serangan Jantung, Berikut Penjelasan Ahli
Ia menambahkan, kisaran biasa tersebut bahkan bisa lebih mudah bagi pasutri di usia muda, relatif di bawah 35 tahun.
"Range Rp 70 juta-Rp 80 juta itu yang membuat mahal adalah obat untuk merangsang hormon. Kalau pasangan lebih muda biasanya cost lebih sedikit," jelasnya.
5. Kualitasnya disebut kurang
Sebagian masyarakat memilih menjalani program bayi tabung di luar negeri lantaran menganggap pelayanan kesehatan di Indonesia kualitasnya jelek.
Padahal, kualitas pelayanan dan teknologi yang digunakan di Indonesia sama saja dengan yang ada di negara lain, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
(*)