Find Us On Social Media :

Bermula dari Telat Bayar Kos, Tiba-tiba Kunci Gembok Diganti Oleh Pemiliknya, Pasangan Suami Istri dan Bayinya yang Berumur 1 Bulan Kini Terlantar hingga Tidur di Atas Gerobak Sampah

By Novia, Sabtu, 5 September 2020 | 10:10 WIB

Pasangan suami istri, Andhika Pratama dan Yanti dan bayinya Muhammad Aditya Pratama saat ditemui di rumah singgah Jalan Dr Soetomo, Samarinda, Kaltim, Kamis (3/9/2020).

Akhirnya sewa bulan Agustus yang telah berakhir itu, membuat keluarga tersebut harus angkat kaki.

Bermodalkan alas Baliho, Andhika menggunakan benda tersebut untuk melindungi anak dan istrinya.

Baca Juga: Manfaatkan Kebingungan Murid Soal Belajar Daring, Oknum Guru BK Malah Lahirkan Akal Bulus untuk Memuaskan Nafsu Bejatnya!

"Satu (baliho) buat alas dalam gerobak dan satunya buat tutup bagian atas agar tak panas dan kehujanan," ungkapnya.

Selama hidup di jalan Andhika membawa anak istrinya untuk memulung plastik dan mencari uang untuk makan sehari-hari.

"Kalau bayi masih minum air susu ibu (ASI). Hanya kasihan saat hujan sering kedinginan," jelasnya.

Baca Juga: Tebas Tangan Korban hingga Nyaris Putus dan Lukai Petugas Saat Melakukan Perlawanan, Begal Sadis Meregang Nyawa Usai dapat Tembakan Peringatan

Lebih lanjut, Andhika yang saat ini bekerja menjadi pemulung mengaku tengah mencari pekerjaan yang lebih layak.

"Kalau ada kerjaan lain saya mau. Jadi sopir juga bisa," pungkasnya.

Kisah penghuni kos diusir oleh pemiliknya juga terjadi di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Lari dari Tanggung Jawab Usai Diduga Hamili Tetangganya, Seorang Pria Tewas Diadili Pihak Keluarga Perempuan, Anak Korban: Ayah Saya Mereka Bunuh!

Melansir informasi dari Kompas.com, tiga perawat yang menghuni rumah kos mengaku telah diusir lantaran sang pemilik dan penghuni lain takut tertular covid-19.

Pasalnya, mereka sehari-hari bekerja di RSUD Bung Karno Solo, Jawa Tengah dan menangani pasien covid-19. 

Pemilik kos di Grogol, Sukoharjo akhirnya tidak mengizinkan tiga perawat itu menghuni kediamannya.

Meskipun demikian, Wahyu Indrianto selaku Direktur RSUD Bung Karno akhirnya memberikan tempat sementara untuk tiga perawatnya di salah satu ruang RS.

(*)