Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Baru-baru ini kisah nestapa tengah dialami oleh pasangan suami istri dan bayinya yang masih berusia satu bulan.
Warga asal Samarinda, Kalimantan Timur itu, diketahui terlantar hingga tidur di atas gerobak sampah.
Kisah nestapa yang dialami Andhika Pratama (35) dengan anak istrinya itu rupanya telah dijalani selama dua pekan terakhir.
Melansir informasi dari Kompas.com pada Jumat (4/9/2020), salah seorang warga menemukan Andhika bersama anak istrinya yang tengah terlantar.
Kepada warga, Andhika mengaku telah menjalani hal tersebut sejak Jumat (21/8/2020) lalu.
Setelah menemukan Andhika pada Kamis (3/9/2020), warga tersebut lantas membagikan kisah Andhika di media sosial.
Akhirnya, sekitar pukul 01.00 WITA, tim relawan Kota Samarinda mengevakuasi Andhika ke rumah singgah di Jalan dr Soetomo, Gang 4.
Akhirnya, Aditya atau putra dari Andhika dan sang istri dapat tidur ditempat yang layak lagi.
Menurut Koordinator Relawan Sedekah Mandiri Samarinda, Arisna Setiawati, rumah singgah itu memang disiapkan bagi mereka yang membutuhkan.
"Di rumah ini memang disiapkan oleh relawan untuk tempat tinggal mereka yang telantar," tutur Arisna.
Usut punya usut, rupanya kisah nelangsa yang dijalani Andhika bersama anak istrinya itu bermula dari keterlambatan membayar kos.
Telat memberikan uang sewa, pemilik kos dikabarkan mengganti gembok kamar yang dihuni oleh keluarga Andhika.
Saat menemui pemilik kos, Andhika mengaku diminta membayar terlebih dahulu untuk kembali masuk kamar tersebut.
Lantaran belum memiliki uang, akhirnya Andhika membawa anak dan istrinya untuk meninggalkan tempat tersebut.
"Pemiliknya bilang bayar dulu baru bisa masuk. Akhirnya kami tinggal di gerobak dekat tempat sampah di Jalan Belatuk," terang dia.
Biaya sewa senilai Rp 350 ribu perbulan itu, diakui Andhika telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Akhirnya sewa bulan Agustus yang telah berakhir itu, membuat keluarga tersebut harus angkat kaki.
Bermodalkan alas Baliho, Andhika menggunakan benda tersebut untuk melindungi anak dan istrinya.
"Satu (baliho) buat alas dalam gerobak dan satunya buat tutup bagian atas agar tak panas dan kehujanan," ungkapnya.
Selama hidup di jalan Andhika membawa anak istrinya untuk memulung plastik dan mencari uang untuk makan sehari-hari.
"Kalau bayi masih minum air susu ibu (ASI). Hanya kasihan saat hujan sering kedinginan," jelasnya.
Lebih lanjut, Andhika yang saat ini bekerja menjadi pemulung mengaku tengah mencari pekerjaan yang lebih layak.
"Kalau ada kerjaan lain saya mau. Jadi sopir juga bisa," pungkasnya.
Kisah penghuni kos diusir oleh pemiliknya juga terjadi di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Melansir informasi dari Kompas.com, tiga perawat yang menghuni rumah kos mengaku telah diusir lantaran sang pemilik dan penghuni lain takut tertular covid-19.
Pasalnya, mereka sehari-hari bekerja di RSUD Bung Karno Solo, Jawa Tengah dan menangani pasien covid-19.
Pemilik kos di Grogol, Sukoharjo akhirnya tidak mengizinkan tiga perawat itu menghuni kediamannya.
Meskipun demikian, Wahyu Indrianto selaku Direktur RSUD Bung Karno akhirnya memberikan tempat sementara untuk tiga perawatnya di salah satu ruang RS.
(*)