Hal itu ditujukan agar pondasi lebih kokoh dan tak mudah amblas.
Sementara itu, Suroto juga menduga longsor yang terjadi di sana akibat pepohonan yang sudah mulai habis.
"Jalannya memang terjal menanjak, sementara pohon di sekitarnya sudah habis. Makanya rawan longsor," pungkasnya.
Lebih lanjut, Plt Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Robinson Nadeak mendukung penjelasan Soeroto.
Ia berharap tanggal 18 September mendatang rencana perbaikan sudah diterbitkan melalui Surat Perintah Kerja (SPK).
"Dananya bersumber dari APBD sebesar Rp 1,35 miliar," terang Robinson.
Perbaikan di titik jalan yang ambrol tersebut sudah menjadi salah satu pekerjaan prioritas.
Terlebih setengah badan jalan yang tersisa hanya bisa dilalui sepertiga saja.
Kendaraan yang lewat harus bergantian, sementara mobil yang melintas harus ekstra waspada agar tidak menginjak bagian yang rapuh.
Sementara itu melansir informasi dari Kompas.com, baru-baru ini musibah longsor juga terjadi di Jalan Pattimura, Mangkupalas, Samarinda, Kalimantan Timur.
Akibat musibah tersebut, jalur penghubung dua kecamatan Samarinda Seberang dan Kecamatan Palaran mengalami kendala dan penutupan.
“Kita sudah tinjau ke lokasi. Daerah itu memang rawan longsor. Masih proses pembersihan, jadi jalur itu ditutup sementara waktu,” ungkap Kapolsek Samarinda Seberang Kompol Edison Sinaga kepada wartawan di lokasi, Kamis (3/9/2020).
(*)