Grid.ID – Allianz Indonesia meluncurkan program We Are the Future, untuk mempersiapkan kemandirian anak remaja SOS Children’s Villages, dengan pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran per Februari 2020 adalah sekitar 6,88 juta penduduk Indonesia .
Jumlah ini naik 60 ribu orang dibandingkan Februari 2019, dengan perbandingan tahun per tahun.
Keadaan ini kemudian diperparah oleh dampak pandemi COVID-19.
Analisis dari International Labour Organisation menyebut setidaknya 1 dari 6 anak muda kehilangan pekerjaan karena dampak dari Covid-19 di seluruh dunia.
Imbas dari virus ini tentu tidak hanya kita rasakan pada masa sekarang, tapi dampaknya dapat dirasakan sampai beberapa tahun ke depan.
Untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, anak-anak muda harus diberi penguatan dan dukungan dalam mengembangkan potensinya agar dapat membangun kembali perekonomian pasca COVID-19.
Sampai dengan 2 September 2020, Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan 177.571 kasus yang dikonfirmasi positif Covid-19.
Bisnis di berbagai sektor di negara ini telah terpukul keras ketika pandemi Covid-19 mendatangkan malapetaka pada kegiatan ekonomi nasional.
Para pekerja dengan upah rendah kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaan mereka, bahkan tidak sedikit yang saat ini sudah dirumahkan.
Menteri perekomian Republik Indonesia, Airlangga menyebutkan ada setidaknya 3 juta pekerja yang terdampak Corona, baik yang terkena PHK ataupun dirumahkan tanpa digaji.
Dampak yang lebih jauh, tidak sedikit negara yang melaporkan terjadinya resesi ekonomi.
Indikator resesi bisa dilihat dari penurunan pada Produk Domestik Bruto (PDB), merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur.
Penurunan ekonomi yang terjadi signifikan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dapat mengakibatkan resesi.
“Keadaan saat ini sangat mempengaruhi lapangan pekerjaan dan jumlah pengangguran, terutama untuk anak muda yang baru mau melangkahkan kaki ke dunia kerja.”
“Pilihan lapangan kerja yang masih bertahan menjadi lebih sedikit dari sebelumnya, dengan jumlah angkatan kerja yang lebih banyak.”
“Siapapun harus memiliki ketrampilan khusus untuk bisa terpilih dan mendapatkan pekerjaan.”
“Untuk itu, pemerintah selalu berusaha mencari jalan agar masyarakat dapat memiliki ketrampilan yang baik agar mampu diterima di sebuah pekerjaan.”
“Dan apa yang dilakukan oleh SOS Children’s Villages bersama Allianz Indonesia sangat baik, yaitu memperkuat generasi muda bangsa Indonesia,” ujar Harry Hikmat, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Masalah ini sudah menjadi perhatian khusus bagi SOS Children’s Villages sejak awal pandemi Covid-19.
Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang aktif dalam pemenuhan hak-hak anak, SOS Children’s Villages mengasuh dan membina lebih dari 5.500 anak yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orangtua di Indonesia.
Sedangkan, jumlah remaja yang saat ini sedang persiapan menuju kemandirian ada sebanyak 2.584 remaja, dengan lebih dari 200 diantaranya di usia yang menempuh pendidikan tinggi untuk siap bekerja.
Berdasarkan assessment yang kami lakukan, ada sebanyak 100 remaja yang saat ini tidak bekerja, sebagian dari mereka karena dirumahkan akibat pandemi.
Melihat kondisi ekonomi saat ini, sangat penting bagi kami untuk membantu persiapkan anak-anak dengan ketrampilan yang mumpuni agar bisa bersaing di dunia kerja.
Mereka berasal dari lingkungan dan budaya yang berbeda-beda yang tersebar di 11 kota Indonesia, dari Aceh hingga Flores.
Namun, tujuan dan keinginan mereka hanya satu, mampu menjadi pribadi yang mandiri dan sukses di dunia kerja.
Dalam semangat yang sama, SOS Children’s Villages bekerja sama dengan Allianz Indonesia untuk membantu peningkatan kapasitas anak remaja.
Setelah kesuksesan program We Are Hope pada tahun 2019 lalu, kembali tahun ini Allianz Indonesia dan SOS Children’s Villages membuat program dengan nama We Are the Future yang bertujuan memberikan harapan bagi anak muda khususnya di SOS Children’s Villages Semarang untuk perkembangan kapasitas remaja dan mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.
Secara resmi diluncurkan pada tanggal 5 September 2020, sasaran program We Are the Future adalah remaja tingkat SMA/SMK yang akan mendapatkan pelatihan bahasa Inggris dan komputer, program ketahanan diri dan kewirausahaan, pendampingan usaha, hingga pemagangan.
Program ini akan diimplementasikan selama tiga tahun terhitung dari tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2022.
Evaluasi akan dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk memaksimalkan materi yang diberikan tepat sasaran.
“SOS Children’s Villages sangat bersyukur dengan program yang dilaksanakan bersama dengan Allianz Indonesia.”
“Sejak tahun 2019 lalu tampak hasil positif pada diri anak-anak remaja di salah satu lokasi village kami, yaitu SOS Children’s Villages Semarang.”
“Mereka menjadi lebih percaya diri dan berani untuk mengambil sikap dalam persiapan diri mereka menuju mandiri.”
“Melalui program lanjutan di tahun 2020, We Are the Future yang dilaksanakan bersama Allianz, anak-anak muda di SOS Children’s Villages bisa mendapatkan bekal yang berguna bagi masa depan dan meningkatkan kepercayaan diri untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.”
“Terutama saat kondisi pandemi seperti ini, mereka harus punya ketrampilan yang baik agar tidak kalah saing dengan anak muda lainnya, bersama mitra yang terlibat secara nyata pada penurunan angka pengangguran anak muda di Indonesia,” ujar Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia.
“Dukungan ini merupakan wujud komitmen kami untuk meningkatkan kapasitas generasi muda Indonesia yang sejalan dengan salah satu pilar dari CSR Allianz Indonesia yaitu Pendidikan.”
“Tujuan kami adalah membantu sebanyak mungkin orang muda melalui pendidikan.”
“Dengan melibatkan profesional di bidangnya, sekitar 40 anak muda SOS Children’s Villages mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Allianz di SOS Children’s Villages Semarang.”
“Kemandirian anak muda dan persiapan diri mereka memasuki dunia kerja adalah salah satu hal yang menjadi tugas kita bersama.”
“Kami berharap melalui program ini dan banyak program lainnya yang didukung oleh Allianz, akan lebih banyak lagi generasi muda Indonesia yang mampu menggapai cita-citanya dan menciptakan masa depan yang lebih baik,” kata Cui Cui, Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia.
“Setelah mengikuti We Are Hope tahun lalu, saya merasa lebih percaya diri berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris, hal ini sangat membantu saya saat mengikuti program magang di salah satu perusahaan sebagai salah satu syarat kelulusan.”
“Saya bersyukur karena tahun ini kembali diberikan kesempatan untuk belajar bersama Allianz.”
“Saya berharap program ini tidak hanya di level beginner saja tetapi terus berlanjut sampai level professional sehingga dapat membantu saya saat memasuki dunia kerja nanti.”
“Terima kasih banyak SOS Children’s Villages dan Allianz Indonesia,” tutur Putri Aurelia, salah satu remaja SOS Children’s Villages Semarang.
Selaras dengan komitmen yang mendukung pendidikan berkualitas dan lapangan kerja yang layak bagi anak muda, Allianz Indonesia menggandeng SOS Children’s Villages untuk mencapai salah satu target sasaran yang menjadi prioritas dalam melakukan aksi tanggung jawab sosial perusahaan pada Pasal 4 dalam Permensos No. 6 tahun 2016, yaitu bidang ketelantaran serta mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals (SDG’S) nomor 4,8 dan 10 yang mengupayakan pendidikan dan pelatihan untuk mengurangi pengangguran pemuda sehingga pemuda mampu keluar dari garis kemiskinan dan mendapat kehidupan yang layak.
(*)