Grid.ID - Gerakan Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu di Garut yang mengubah lambang negara burung garuda dan juga mencetak uang kertas yang bisa dijadikan alat transaksi bagi para anggotanya, dinilai mirip dengan pergerakan organisasi Sunda Empire yang sempat ramai jadi perbincangan banyak orang.
“Selintas ini platformnya hampir sama dengan Sunda Empire, menjanjikan sesuatu kepada anggota, termasuk anggota yang punya utang akan dilunasi oleh ketuanya,” jelas Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut, Wahyudidjaya, kepada wartawan usai rapat bersama aparat penegak hukum di kantornya, Selasa (08/09/2020).
Menurut Wahyu, keberadaan paguyuban ini, sebelumnya juga sempat terdeteksi di Kabupaten Majalengka.
Namun, memang pusat pergerakan paguyuban ini berada di Garut.
Namun, belakangan, menurut Wahyu, aktivitas paguyban itu dihentikan setelah diprotes warga.
Belakangan, mereka berpindah tempat ke Kecamatan Caringin dan kembali beraktivitas.
Wahyu melihat, selain perubahan lambang negara, bentuk pelanggaran lain dari paguyuban ini adalah melecehkan dunia akademisi karena ketuanya mengklaim beberapa gelar, dari mulai profesor, doktor, insinyur dan beberapa gelar lain di belakang namanya.
“Informasi yang kita terima dari warga Garut Selatan, ketuanya sekolahnya hanya di madrasah aliyah atau tsanawiyah,” katanya.