Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Ironis! Seorang bocah yang masih duduk di kelas VI Sekolah Dasar nekat menghabisi nyawa rekanya secara sadis.
Tak main-main, bocah tersebut bahkan nekat melakukan tindak kekerasan hingga kepala rekam putrinya pecah.
Bocah laki-laki yang masih duduk di kelas VI ini diketahui telah menghabisi nyawa korban yang masih dibangku kelas V.
Selama ini keduanya bocah tersebut, diketahui merupakan teman bermain sehari-hari.
Melansir informasi dari Hindustan Times pada Rabu (9/9/2020), peristiwa yang terjadi di kota Indore Madhya Pradesh, India ini dikabarkan bermula dari hal sepele.
Ya, kalah bermain game bocah laki-laki tersebut nekat menghabisi rekan putrinya.
“Sesuai penyelidikan awal, korban keluar dari kediamannya untuk memetik bunga sore di sore hari," jelas Inspektur Jenderal Kepolisian Indore, Harinarayanchari Mishra.
Namun, korban yang tak kunjung kembali ke rumah akhirnya dihampiri orang tuanya.
Nahasnya, kedua orang tua korban pun menemukan sang bocah dalam kondisi yang sangat tragis.
"Ketika dia tidak kembali, ayahnya keluar dan melihat jasad putrinya. Kepalanya pecah, ” jelas Mishra.
Baca Juga: Sule Dapat Teror Pembunuhan Lantaran Kedekatan Rizky Febian dan Anya Geraldine
Menyaksikan putrinya tewas secara tragis, pihak keluarga melakukan cek melalui CCTV untuk memastikan kejadian.
Usut punya usut akhirnya pelaku ditemukan dan ia merupakan rekan sepermainan sang bocah.
“Bocah itu ditahan setelah polisi memeriksa beberapa anak di daerah itu dan memeriksa rekaman CCTV apartemen itu," jelas Mishra.
Saat diinterogasi sang bocah mengakui bahwa ia kesal dengan korban lantaran kerap membuatnya jengkel.
Baca Juga: Sule Dapat Teror Pembunuhan Lantaran Kedekatan Rizky Febian dan Anya Geraldine
“Bocah laki-laki itu mengaku pada polisi bahwa korban adalah temannya, tetapi yang sering membuatnya marah," imbuhnya.
Terlebih korban telah mengalahkan dirinya saat bermain dan membunuh tikus putih peliharaan pelaku.
"Ini membuatnya marah dan dia membunuh gadis itu untuk membalas dendam padanya,” tambah Mishra.
Sejauh ini polisi masih terus mendalami kasus untuk memastikan apakah ada keterlibatan orang dewasa dalam peristiwa ini.
Sementara itu, dr Vinay Mishra, seorang psikolog yang tinggal di Bhopal, turut angkat bicara.
“Kekalahan dalam permainan atau pembunuhan tikus peliharaan mungkin bukan alasan yang signifikan untuk memprovokasi anak itu. Anak-anak seperti itu menderita kelainan perilaku," jelasnya.
Menurut dr Vinay Mishra, perilaku aneh pada seorang bocah yang nekat menghancurkan banyak hal itu dilatarbelakangi kecerdasan IQ yang rendah.
“Hati nurani, yang memberi tahu kita apa yang benar dan salah, tidak sepenuhnya berkembang pada anak-anak seperti itu."
"Bahkan setelah menghancurkan benda-benda, menyakiti hewan, dan melakukan kegiatan yang melanggar hukum, mereka tidak menyesalinya."
"Mereka tidak merasa bahwa mereka telah melakukan kesalahan," pungkasnya.
(*)