Find Us On Social Media :

Sunda Megathrust, Ancaman Bagi Jakarta yang Berpotensi Sebabkan Gempa Hingga 8 SR

By None, Jumat, 11 September 2020 | 15:04 WIB

Sunda Megatrhrust

Grid.ID – Jakarta ternyata tak luput dari ancaman bencana.

Bukan hanya pasangnya air laut atau banjir di kala musim hujan, Jakarta punya ancaman lain yang berpotensi menyebabkan gempa hingga 8 SR.

Ancaman besar bagi Jakarta dan sekitarnya yang bisa menyebabkan bencana gempa adalah Sunda Megathrust.

Baca Juga: Shireen Sungkar Sempat Tak Kunjung Hamil di Awal-awal Nikah, Teuku Wisnu Dilanda Panik: Kosong Sebulan, Dia Dapet Gue Sampai Nangis

Menurut Dwikorita Karnawati yang merupakan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, megathrust atau patahan lempeng naik menjadi ancaman besar bagi ibu kota negara dilanda gempa.

"Belum ada kepastian kekuatannya," katanya.

Menurut Dwikorita, sumber gempa besar yang mengancam Jakarta berasal dari patahan lempeng yang ada di Selat Sunda.

Yakni antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.

"Posisinya tepat di bawah pulau Jawa dan Sumatra. Sekitar 300 kilometer dari Jakarta," paparnya.

Baca Juga: Tiba-tiba Kabarkan Kecelakaan Kecil yang Menimpanya, Syahrini Bongkar Kronologi Saat Keningnya Terluka hingga Berdarah-darah: Jadi ini Bocor!

Lanjut Dwikorita, perhitungan besarnya gempa hingga lebih dari 8 SR, berdasarkan hitungan geometri patahan yang akan terjadi.

"Itu perkiraan atau estimasi," ujarnya.

Berpotensi gempa secara keseluruhan

Dwikorita menambahkan secara umum, seluruh wilayah Indonesia berada di atas lempeng tektonik yang berpotensi menghasilkan gempa.

"Gempa akan terus terjadi. Semua sudah sadar kondisi ini," katanya.

Soal waktu kejadian, memang tidak bisa diprediksi oleh para pakar.

Baca Juga: Mengaku Tak Pernah Beri Istri Uang Belanja Meski Gajinya Sebagai Wapres Mencapai Rp42 Juta, Jusuf Kalla: Dia Lebih Banyak Pendapatannya dari Saya

Karena tidak ada yang bisa memastikan kapan gempa terjadi atau kapan lempeng bergeser.

Pakar gempa Jaya Murjaya menjelaskan, gempa berasal dari zona kegempaan kosong atau seismic gap.

Pulau Jawa sudah beberapa kali dilanda gempa berkekuatan lebih dari 7 SR.

Menurut Jaya, semua wilayah tersebut masih berpotensi terjadi gempa yang besar.

"Jika disimulasikan untuk wilayah Jakarta, dengan kekuatan 8,7 SR akan berdampak pada guncangan dengan skala intensitas VI sampai VII MMI," paparnya.

Baca Juga: Jangan Sampai Terulang, Mengatur Alarm Lewat Handphone Ternyata Sebabkan 4 Kerugian dalam Hidupmu

Data dari Pusat Studi Gempa Nasional menyebutkan jumlah sesar aktif di Indonesia juga bertambah, yakni dari 81 sesar pada 2010 menjadi 295 sesar aktif pada 2017.

Antisipasi gempa besar

Oleh karena gempa adalah sesuatu yang tak bisa ditolak atau dicegah, maka yang perlu dipersiapkan adalah antisipasi jika gempa terjadi.

Hal pertama adalah soal struktur bangunan.

Menurut Dwikorita, perlu pemeriksaan apakah semua gedung di Jakarta sudah memenuhi standar antigempa.

Baca Juga: Miliki Wajah Layaknya Barbie di Dunia Nyata, Nia Ramadhani Disebut Netizen Kalah Cantik dengan Artis ini

Mulai dari building code, standar ketahanan gempa, hingga SNI (Standar Nasional Indonesia).

Berikutnya adalah soal edukasi masyarakat, bagaimana menghadapi gempa, apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi, dan sebagainya.

"Tujuannya adalah meminimalisir korban jiwa. Karena biasanya banyak korban jatuh disebabkan keruntuhan bangunan," katanya.

Untuk edukasi masyarakat menghadapi gempa, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan berencana membangun taman hiburan dan edukasi terkait gempa dan juga meningkatkan kesiapsiagaan warga.

Baca Juga: Sandang Status Istri Komisaris Utama, Begini Perbandingan Gaya Puput Nastiti Devi dan Bella Saphira saat Kenakan Kebaya

Sementara, Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta Edy Junaidi memastikan setiap gedung bertingkat di Jakarta sudah memenuhi syarat SNI tahan gempa sebagai syarat perizinan.

"Hingga kekuatan 8 SR," ujarnya.

Menurut Edy, syarat gedung bertingkat tahan gempa itu sudah lama diterapkan di Jakarta.

Sehingga, katanya, soal ketahanan gedung bertingkat terhadap gempa seharusnya sudah bukan menjadi isu.

"Para konsultan tidak mungkin membangun gedung tanpa standar antigempa. Mulai dari bahan bangunan, struktur, dan sebagainya," tuturnya.

Baca Juga: Bagi Penderita Diabetes, Jangan Khawatir! Pancake dari Buah Pir dengan Campuran Jahe Ini Sangat Cocok untuk Menu Sarapan Kalian, Begini Cara Membuatnya

Sayangnya, syarat tahan gempa itu hanya berlaku bagi bangunan tinggi, namun tidak untuk rumah pribadi atau pemukiman.

Meski begitu, Edy mengaku tidak khawatir soal rumah di Jakarta.

"Saya tanya, kapan pernah terjadi gempa sampai rumah rubuh di Jakarta?" ujarnya. "Untuk rumah-rumah saya belum terlalu khawatir," imbuhnya.

Lanjut Edy, menerapkan syarat tahan gempa untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rumah pribadi adalah sesuatu yang sulit dilakukan.

"Rumah saya saja tidak standar gempa. Apa harus saya bongkar," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul, “Sunda Megathrust, Ancaman Besar Bagi Jakarta, Bisa Timbulkan Gempa Hingga 9 SR”