Find Us On Social Media :

Merasa Kesal Mendengar Orang Mengunyah Sampai Bernapas? Waspada, Bisa Jadi Kamu Terkena Misophonia Loh

By Devi Agustiana, Sabtu, 19 September 2020 | 07:15 WIB

Ilustrasi. Apakah ada suara tertentu yang memicu reaksi emosional kamu yang berlebihan, tetapi tampaknya biasa saja bagi orang lain? Ini adalah kasus misophonia, ketidaksukaan atau kebencian yang kuat terhadap suara tertentu.

Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana

Grid.ID –  Apakah ada suara tertentu yang memicu reaksi emosional kamu yang berlebihan, tetapi tampaknya biasa saja bagi orang lain?

Ini adalah kasus misophonia, ketidaksukaan atau kebencian yang kuat terhadap suara tertentu.

Dilansir Grid.ID dari Web MD, misophonia adalah gangguan di mana suara tertentu memicu respons emosional atau fisiologis yang mungkin dianggap tidak masuk akal oleh beberapa orang.

Mereka yang menderita misophonia mungkin menggambarkannya seperti saat suara "membuatmu gila".

Baca Juga: Singgung Soal Peraturan Tak Tertulis dalam Hidup, Luna Maya Tiba-tiba Bahas Tak Mulusnya Hubungan Berpasangan: Ada Hal-hal yang Harus Dihargai, Semua Harus Diomongin dengan Tepat!

Reaksi mereka bisa antara kemarahan, gangguan hingga panik, bahkan melarikan diri.

Gangguan ini terkadang disebut sindrom sensitivitas suara selektif.

Penderita misophonia sering melaporkan bahwa mereka dipicu oleh suara oral, suara yang dibuat seseorang saat mereka makan, bernapas, mengunyah, suara ketukan keyboard atau jari, atau suara wiper kaca depan.

Kadang-kadang penyebabnya adalah gerakan berulang kecil-kecilan, misalnya seseorang menggoyahkan, mendorong kamu, atau menggoyangkan kaki mereka.

Baca Juga: Puluhan Tahun Emosinya Tertahan, Dewi Perssik Akhirnya Luapkan Perasaan Saat Diselingkuhi Aldi Taher

Penderita misophonia juga mengatakan bahwa mereka sering bereaksi terhadap rangsangan visual yang menyertai suara dan mungkin juga merespons gerakan berulang secara intens.

Pengulangan itu kemudian memperburuk masalah pemrosesan pendengaran lainnya.

Gangguan tersebut tampaknya berkisar dari ringan hingga parah.

Individu melaporkan berbagai respons fisiologis dan emosional, dengan kognisi yang menyertainya.

Baca Juga: Asik Rumpi Bareng Lesti Kejora, Inul Daratista Mengaku Adem Tiap Kali Mendengar Cerita dari Sang Junior: Bunda Hepi Lihat Kalian Adem

Jika kamu memiliki reaksi ringan, kamu mungkin merasa:

Jika respon kamu lebih parah, suara yang dimaksud bahkan menyebabkan:

Baca Juga: Duh Kenapa Saya Sering Emosi Tanpa Alasan yang Jelas? Hati-hati, Bisa Jadi Itu Nggak Normal Loh! Begini Penjelasan Ahli

Gangguan itu bisa membuat kehidupan sosial kamu kram.

Mereka yang menderita misophonia diketahui mengembangkan kecemasan antisipatif saat menghadapi situasi di mana suara pemicu mungkin ada.

Kamu mungkin menghindari restoran atau makan secara terpisah dari pasangan, keluarga, atau teman sekamar.

Seiring waktu, kamu juga dapat merespons pemicu visual.

Baca Juga: Sepekan Sebelum Meninggal, Oh In Hye Sempat Unggah Pesan Bernada Sendu, Isyarat Bunuh Diri?

Bagaimana awalnya misophonia terbentuk?

Usia dimulainya kondisi seumur hidup ini tidak diketahui, tetapi beberapa orang melaporkan gejala antara usia 9 dan 13 tahun.

Misophonia lebih sering terjadi pada anak perempuan dan datang dengan cepat, meskipun tampaknya tidak terkait dengan satu peristiwa apa pun.

Dokter tidak yakin apa yang menyebabkan misophonia, tapi itu bukan masalah pada telinga.

Baca Juga: Sepekan Sebelum Meninggal, Oh In Hye Sempat Unggah Pesan Bernada Sendu, Isyarat Bunuh Diri?

Ini mungkin terkait dengan bagaimana suara memengaruhi otak dan memicu respons otomatis di tubuh.

Karena telinga kamu normal dan pendengaran baik-baik saja, dokter mungkin mengalami kesulitan dengan diagnosis.

Misophonia terkadang disalahartikan sebagai kecemasan atau gangguan bipolar atau obsesif kompulsif.

Beberapa dokter mengira itu harus diklasifikasikan sebagai kelainan baru.

Baca Juga: Duh Kenapa Saya Sering Emosi Tanpa Alasan yang Jelas? Hati-hati, Bisa Jadi Itu Nggak Normal Loh! Begini Penjelasan Ahli

Seringkali dokter tidak mengetahui kondisi tersebut dan tidak ada konsensus terkait klasifikasi.

Misophonia muncul dengan sendirinya dan juga bersama dengan masalah kesehatan, perkembangan, dan kejiwaan lainnya.

Sebuah studi terobosan baru-baru ini menemukan bahwa misophonia adalah kelainan berbasis otak.

Para peneliti menunjukkan gangguan konektivitas di bagian otak yang memproses rangsangan suara dan respons melawan atau lari.

Baca Juga: Mantan Pengacara Donald Trump Beberkan Alasan Orang Nomor Satu di Amerika Itu Sangat Membenci Obama

Ini juga melibatkan bagian otak yang mengkode pentingnya suara.

Bagaimana mengatasinya?

Kondisi itu memang memengaruhi kehidupan sehari-hari, tetapi kamu bisa belajar mengelolanya.

Perawatan seringkali melibatkan pendekatan multidisiplin yang menggabungkan terapi suara oleh audiolog dan konseling suportif, di mana strategi koping ditekankan.

Baca Juga: Mengenal Nomophobia, Kecemasan Ketika Tak Memegang Ponsel, Ahli: Paling Parah Terjadi Pada Pelajar

Kamu bisa mencoba perangkat seperti alat bantu dengar yang mengeluarkan suara mirip air terjun di telinga.

Kebisingan mengalihkan perhatian dari pemicu dan mengurangi reaksi.

Perawatan lain termasuk terapi bicara.

Kemudian, gaya hidup juga berperan, loh.

Baca Juga: Santai Makan Nasi Bungkus di Sekitar Jalan Bungaran, Pemuda di Palembang Tiba-tiba Ditusuk Orang Tak Dikenal hingga Tewas!

Lakukan olahraga teratur, banyak tidur, dan kelola stres.

Kamu juga bisa memakai penutup telinga dan headset untuk menghilangkan suara.

Siapkan area yang tenang atau tempat aman di rumah, di mana tidak ada yang akan membuat suara yang mengganggu.

Kamu juga bisa menemukan dukungan dari pihak terpercaya.

(*)