Ada pula kasus latihan paduan suara di negara bagian Washington Mare lalu, di mana satu orang dengan gejala COVID-19 menularkan virus ke setidaknya 32 penyanyi lainnya.
Kekuatan mengembuskan napas ketika bernyanyi dianggap membantu penyebaran virus tersebut.
Meski begitu, faktor lain seperti berbagi makanan atau benda lainnya juga bisa berkontribusi.
Penularan di Dalam Ruangan
Salah satu pesan kunci dari jaga jarak adalah jika berada di luar ruangan, risiko kita terinfeksi virus cenderung lebih rendah, sebab virus akan lebih cepat menghilang, yang artinya tingkat paparan lebih rendah.
Jika kita berada di dalam ruangan dan seseorang batuk, bersin atau bicara, tetesan tersebut akan berada di sana untuk beberapa waktu; enggak peduli di mana pun lokasi kita, kita akan bernapas dengan udara yang mengandung tetesan tersebut, terutama jika ventilasinya buruk.
Sebuah makalah pracetak yang dibuat oleh peneliti asal Jepang menemukan bahwa risiko penularan di dalam ruangan mencapai 18,7 kali lipatnya, namun hasilnya masih perlu dikaji kembali.
Pola aliran udara sangat memengaruhi tingkat penyebaran dan terkadang malah dapat memperburuk keadaan.
Ketika terjadi turbulensi misalnya, partikel virus akan mengelompok dan akan meningkatkan jumlah partikel yang mungkin kita hirup.
Selain beberapa penelitian yang secara khusus menganalisa penyebaran virus di beberapa lokasi di sejumlah negara, pandemi juga dilaporkan banyak terjadi di dalam ruangan, termasuk pusat kebugaran, rumah ibadah, tempat jasa pelayanan, dan lainnya.