Grid.ID - Israel pada Selasa menandatangani perjanjian diplomatik kembar dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain, menawarkan keuntungan diplomatik kepada pemerintahan Trump, dan membuka jalan bagi kesepakatan dengan Arab Saudi.
“Kami di sini sore ini untuk mengubah jalannya sejarah. Setelah beberapa dekade perpecahan dan konflik, kami menandai awal dari Timur Tengah yang baru, ”kata Presiden AS Donald Trump, berbicara kepada kerumunan yang berkumpul di halaman Gedung Putih sebagaimana dilansir Asia Times, Rabu (16/9).
Para menteri luar negeri UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian atas nama negara masing-masing, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengambil keputusan untuk terbang secara pribadi untuk menggantikan menteri luar negerinya, sebuah bukti pentingnya kesepakatan itu kepada Israel.
The "Abraham Accords," dinamai untuk menekankan kepercayaan bersama pada Nabi Ibrahim dalam Yudaisme dan Islam, adalah yang pertama antara Israel dan dunia Arab sejak Yordania pada 1994 dan Mesir pada 1979.
Tapi kali ini, negara-negara tersebut tidak memiliki perbatasan bersama dan konflik paling signifikan di antara mereka adalah embargo minyak Arab hampir setengah abad yang lalu.
Yang paling penting, hubungan di antara mereka telah lama menjadi rahasia umum.
Dengan demikian, Kesepakatan Abraham diharapkan mengantarkan keterlibatan yang jauh lebih hangat daripada yang saat ini terlihat dengan Mesir atau Yordania.
Grand Prize: Mekah