Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia
Grid.ID - Pandemi virus Covid-19 memang memberi hantaman keras pada perekonomian Indonesia.
Termasuk pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hasil survey Litbang KOMPAS pada Juni 2020 terhadap 995 responden di 52 provinsi ditemukan bahwa mayoritas mengalami penurunan penghasilan dari tiga kelas ekonomi.
Data mencatat kelas ekonomi bawah mengalami penurunan penghasilan 69,5 persen, kelas menangah 76,7 persen, sedangkan pada kelas ekononi atas sebesar 80,0 persen.
Selebihnya hanya sedikit responden yang mengaku penghasilan mereka tetap, bahkan bertambah.
Selain itu juga, penurunan penghasilan ini disebabkan oleh menurunya aktivitas ekonomi.
Baca Juga: Bantu UMKM Terimbas Pandemi, Raffi Ahmad Bagikan Barang Dagangan Secara Gratis
Data lainnya, akses UMKM terhadap E-Commerce pada tahun 2020 memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Sejak tahun 2015 UMKM yang mengakses E-Commerce hanya 9 persen atau dengan nilai ekonomi E-Commerce Rp 200 triliun, sedangkan tahun 2020 akses UMKM naik 12 persen dan nilai ekonomi E-Commerce Rp 1.850 triliun.
Harian KOMPAS bersama Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero, Arief Mulyadi, mengatakan para pelaku bisnis harus memiliki sinergi, sehingga membantu percepatan usaha mereka.
PNM turut memodali pelaku usaha UMKM yang disebut memiliki survival yang tinggi.
"Awal pandemi, mereka nasabah kami sangat terpukul, dan dampaknya juga kepada kami sebagai perusahaan tentunya,"
"Awal pandemi, 60 sampai 70 persen nasabah kami terdampak pandemi, karena mereka dalam melakukan usahanya lebih banyak mengikuti kegiatan sosial ekonomi di lingkungannya," kata Arief Mulyadi melalui Live Instagram @hariankompas, Jumat (18/9/2020).
Baca Juga: Mudah dan Aman! Kini Grab Luncurkan Grab Merchant App untuk Dukung UMKM Indonesia
Arief mengatakan hal tersebut tidak bisa dihindari, bahkan lembaga keuangan pasti terdampak.
Pihak PNM mengatakan memberikan relaksasi kepada nasabahnya sebesar 59 persen atau sekitar 6,5 juta nasabah.
"Sumber dana kami untuk memberi pembiayaan kepada mereka adalah selain dukungan pemerintah dalam bentuk pinjaman sekitar 10 sampai 11 persen, 67 persen dari pasar modal, sisanya sekitar 20 persen dari perbankan," tutur Arief lagi.
PNM juga melakukan upaya agar nasabah yang menjadi tulang punggung perekonomian kelas bawah tetap bertahan dan berjalan.
"Baca situasi, lakukan improvment, memberikan pencerahan, terutama soft skill yang kita lakukan, tetap jaga spirit mereka untuk tetap optimis," sambungnya.
Arief menjada agar pelaku ekonomi kelas bawah tidak putus asa setelah terdampak pandemi Covid-19.
"Biasanya masyarakat bawah kalau sudah terdampak, putus asanya lebih tinggi, udah deh engga ada harapan," jelasnya.
(*)