Sebab CCTV tersebut tak bisa menayangkan wajah para pelaku dengan jelas.
"CCTV-nya itu gambarnya tidak bagus. Samar-samar begitu. Sulit untuk mengenali pelaku," kata Roslinda.
Ya, akibat kualitas CCTV yang kurang memadai, identifikasi para pelaku kejahatan akhirnya terkendala.
Disampaikan Roslinda, kerugian akibat pembobolan ATM ini disebutkan mencapai Rp 196 juta.
Untuk mempercepat proses penyelidikan, pihaknya mengaku telah menggandeng Polresta dan Polda Jambi.
Sebagai informasi, selama 5 bulan terakhir, sudah tiga mesin ATM yang berhasil dibobol oleh komplotan profesional.
Dari total keseluruhan, kerugian yang ditafsirkan sudah lebih dari Rp 500 juta.
Dan sejauh ini, pihak kepolisian belum berhasil menangkap pelaku.
Informasi pembobolan ATM juga dikabarkan oleh Tribunnews.com beberapa waktu lalu di Bandar Lampung.