Find Us On Social Media :

Perusahaan Obat Swiss Klaim Temukan Obat Untuk Pasien Covid-19, Cara Kerjanya yang Menakjubkan Bisa Bersihkan Virus dalam Hitungan Hari

By None, Minggu, 20 September 2020 | 21:06 WIB

Jadi Satu-Satunya Penangkal Virus Corona, Butuh Waktu Sekitar 4 tahun untuk Menyediakan Vaksin Covid-19 Bagi Semua Orang di Dunia

Grid.ID - Di saat dunia masih sibuk mencari vaksin untuk melawan virus corona, Swiss justru punya temuan obat yang tak kalah mutahir.

Sebuah perusahaan obat di Swiss, Roche, menyatakan produk yang dijualnya untuk meredakan peradangan dapat membantu agar pasien Covid-19 tak membutuhkan mesin pernapasan.

Mengutip Al Jazeera, Sabtu (19/9/2020), klaim tersebut merupakan hasil penelitian besar pertama yang diamati pada orang-orang hispanik dan orang-orang berkulit hitam.

Dalam penelitian itu, Roche menguji tocilizumab, yang kini dijual dengan nama Actemra dan RoActemra untuk mengobati radang sendi atau rheumatoid athritis dan beberapa penyakit lainnya.

Baca Juga: Berkat El Barack, Jessica Iskandar Bisa Merasakan Cinta Tanpa Syarat

Meski belum ditinjau ilmuwan-ilmuwan independen, Roche menyatakan akan segera mempublikasikan hasil lengkap dari studi ini.

Selain itu, mereka berencana berbicara dengan pihak yang berwenang untuk tahap selanjutnya.

Pemberian obat dilakukan melalui IV atau intravena, yaitu metode pemberian obat dengan injeksi atau infus dengan intravena.

Obat yang diuji tersebut berkerja memadatkan protein yang disebut sebagai interleukin-6, yang sering ditemukan secara berlebih pada pasien virus corona.

Meski begitu, obat tersebut pernah gagal dalam studi sebelumnya, saat melibatkan pasien virus corona dengan gejala parah.

Pada studi terbaru kali ini, Roche mengaku melakukannya di Amerika Serikat, Afrika Selatan, Kenya, Brazil, Meksiko, dan Peru.

Sekitar 85 persen dari 389 peserta merupakan orang-orang hispanik, berkulit hitam, asli Amerika, dan minoritas lainnya.

Kelompok-kelompok ini terdampak secara tidak proposional pandemi virus corona.

Dari hasil studi tersebut, sekitar 12 persen dari orang-orang yang diberi obat akhirnya tetap membutuhkan mesin pernapasan serta ada yang meninggal dunia dalam 28 hari.

Baca Juga: Kepergok Diam-diam Lihat Apartemen, Rizky Billar dan Lesty Kejora Siapkan Rumah Masa Depan?

Sementara, pada pasien yang diberikan plasebo, persentasenya sebesar 19 persen. Hingga kini, belum jelas bagaimana hasil studi tersebut.

Pasalnya, obat lain yang bekerja dengan cara yang sama gagal dalam eksperimen ketat pada pasien Covid-19.

Namun demikian, beberapa studi yang bersifat observasional dan tidak begitu ilmiah menunjukkan adanya manfaat dari penggunaan obat serupa.

Sebelumnya, perusahaan obat di AS, Eli Lilly and Co, juga melaporkan manfaat yang ditemukan dalam studi obat antiperadangan baricitinib ketika dikombinasikan dengan obat antivirus remdesivir.

Pada Rabu (16/9/2020), Eli Lilly menyatakan hasil sementara dari pengujian di tahap awal menunjukkan obat antibodi eksperimentalnya cukup menjanjikan, yaitu untuk membantu membersihkan virus.

Selain itu, juga kemungkinan untuk mengurangi kebutuhan rawat inap pada pasien sakit ringan hingga sedang.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perusahaan Farmasi di Swiss Klaim Miliki Obat yang Dapat Bantu Pasien Corona, Apa Itu?"

(*)