Find Us On Social Media :

Istri Denny Cagur Sukses Turunkan Berat Badan 10 Kg Cuma dalam Waktu Sebulan Padahal Makan 5 Kali Sehari, Intip 8 Mitos Diet yang Nggak Perlu Lagi Dipercaya Ini!

By Devi Agustiana, Selasa, 29 September 2020 | 13:00 WIB

Shanty, istri Denny Cagur.

Di setiap waktu makan, jumlah porsi yang dimakan juga berbeda.

Shanty pun tidak pelit untuk membeberkan menu makan hariannya.

Baca Juga: Terkenal dengan Gombalan Mautnya hingga Dijuluki Raja Gombal, Denny Cagur Justru Tak Pernah Rayu Sang Istri!

"Jam 10 aku makan cuma dua putih telur. Siang jam 13.00 baru boleh ketemu nasi, nasinya empat sendok, lauknya aku start di 75 gram untuk siang, ayam atau ikan laut," kata Shanty dikutip dari vlognya Shanty Denny.

"Baru ketemu lagi jam 16.00, jadwal aku makan buah 75 gram. Habis itu baru ketemu makan lagi jam 19.00 tapi dengan 3 sendok nasi, lauknya 65 gram, boleh ayam atau ikan laut. Baru ketemu makan lagi jam 21.00 malam makan buah cuma 50 gram," jelasnya.

Berbicara masalah diet, memang seperti dua mata pisau.

Di satu sisi bisa berdampak baik bagi kesehatan, seperti yang dilakukan Shanty.

Baca Juga: Denny Cagur Kepergok Masih Simpan Nomor Telepon Mantannya, Shanty Widihastuti Berikan Tanggapan Mengejutkan!

Namun di sisi lain, bisa jadi petaka untuk tubuh kalau tidak diimbangi dengan nutrisi seimbang dan berkonsultasi dengan ahlinya.

Apalagi masih banyak hoax beredar perihal diet ini.

Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, inilah 8 mitos diet yang tidak perlu lagi kamu percaya:

1. Makan malam bikin gemuk

Makan terlalu larut sering dikaitkan dengan kenaikan berat badan.

Baca Juga: Baper Akibat Nonton Drama Korea The World of The Married, Shanty Widihastuti Sampai Nangis-nangis dan Memohon Denny Cagur: Jangan Kaya Tae Oh Ya!

Padahal, memberi batas waktu makan tak menjamin kita sukses menurunkan berat badan.

Faktanya, membuat batasan jam waktu makan tidak sejalan dengan gaya hidup modern karena banyak orang seringkali baru tiba di rumah pada jam yang terlalu sore untuk mengikuti pola tersebut.

Hal itu dijelaskan oleh ahli gizi klinik dari Hackensack University Medical Center di New Jersey, Susan Kraus.